CEO PT Lippo Malls Indonesia Henry Riady bersama CO Founder Playtopia James Giandhi meninjau  wahana permainan Playtopia usai pembukaan Playtopia di Lippo Mall Puri, Jakarta Barat, Sabtu 1 April 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Rugi Bengkak jadi Rp2,3 triliun, Bisnis Grup Lippo Terbebani Utang Jumbo

  • Salah satu pemicu kerugian LPKR tahun lalu adalah melonjaknya beban lainnya dari Rp917 miliar di 2021 jadi Rp1,86 triliun

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Grup Lippo melalui PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah menerbitkan laporan keuangan tahun 2022 di laman www.idx.co.id pada 31 Maret 2023. 

Hasilnya? Masih sama dengan tahun sebelumnya, LPKR juga merugi. Hanya saja, rugi tahun berjalan 2022 lebih besar, sebesar Rp2,32 triliun berbanding rugi Rp1,62 triliun pada 2021.

Salah satu pemicu kerugian LPKR tahun lalu adalah melonjaknya beban lainnya dari Rp917 miliar di 2021 jadi Rp1,86 triliun. Besarnya beban lainnya itu sekitar 70% akibat rugi selisih kurs senilai Rp1,29 triliun. Lainnya adalah beban pajak Rp105 miliar dan beban amortisasi Rp109 miliar.

Selain beban lainnya, LPKR juga memiliki beban keuangan yang jumbo. Tahun lalu nilainya mencapai Rp1,85 triliun. Jumlah itu mengalir untuk membiayai beban bunga, yang meliputi bunga utang obligasi Rp911 miliar, liabilitas sewa Rp580 miliar untuk sewa tanah dan bangunan rumah sakit dan pusat belanja serta peralatan medis.

Beban bunga lainnya berasal dari pendanaan signifikan Rp152 miliar, pinjaman bank Rp152 miliar dan beban keuangan Rp185 miliar.

Terkait obligasi, tahun lalu LPKR mencatat nilainya mencapai US$822 juta atau senilai Rp12,93 triliun. Obligasi itu diterbitkan dalam beberapa periode waktu sejak tahun 2016 hingga  2020. Atas kewajibanya, perseroan melaporkan masih memiliki beban bunga yang masih harus dibayar pada akhir tahun 2022 total sebesar Rp300 miliar atau sekitar US$19,13 juta.

Sepanjang tahun 2022, LPKR mencatatkan pendapatan sebesar Rp14,80 triliun, turun dibandingkan Rp16,52 triliun tahun sebelumnya. Saat pendapatan turun, laba kotor perseroan justru naik dari Rp5,54 triliun pada 2021 menjadi Rp6,14 triliun tahun 2022. 

Sayangnya, beban usaha dan beban lainnya yang bengkak, laba usaha LPKR hanya Rp113 miliar, jauh di bawah tahun 2021 yang menorehkan laba Rp1,45 triliun.

Sebagai konglomerasi dengan bisnis beragam, LPKR memiliki tiga lini bisnis utama, real estate development, healthcare, dan lifestyle. Dari segmen pertama, pendapatan LPKR mencapai Rp4,13 triliun, turun dibandingkan 2021 Rp5,12 triliun. Penurunan itu terutama akibat terpangkasnya pendapatan bisnis apartemen dari Rp2,74 triliun pada 2021 jadi Rp1,01 triliun di 2022.

Hal yang sama juga terjadi pada segmen lifestyle. Pendapatan segmen ini di 2021 sebesar Rp1,15 triliun, terpangkas hampir separuh dibandingkan 2021 sebesar Rp2,02 triliun. Sementar bisnis healthcare relatif stabil dan tren tumbuh positif.

Kontribusi pendapatan dari segmen ini ke grup LPKR mencapai Rp9,51 triliun, naik dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp9,38 triliun.