Head of Marketing Food & Ads Gojek Ignatius Satrio dalam sesi diskusi disela peluncuran inovasi terbaru dari Gojek yaitu GoDineIn di Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Rugi Bersih GOTO Turun Signifikan, Ramai Analis Sarankan Beli Sahamnya

  • PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus menunjukkan perbaikan kinerja keuangan. Hal ini tampak dari rugi bersih perseroan yang mengalami penurunan sebesar 50% secara tahunan pada kuartal III-2024.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus menunjukkan perbaikan kinerja keuangan. Hal ini tampak dari rugi bersih perseroan yang mengalami penurunan sebesar 50% secara tahunan pada kuartal III-2024. 

Analis Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer dan Jennifer Audrey Harjono, menilai kinerja GOTO ini positif sehingga mereka menaikkan target harga sahamnya ke level Rp100 per saham dengan rekomendasi beli.

“Kami meningkatkan proyeksi GTV, pendapatan, dan EBITDA yang disesuaikan untuk memasukkan hasil kuat pada kuartal III-2024, serta menaikkan target harga saham kami menjadi Rp100 per saham,” jelasnya dalam riset pada Kamis, 31 Oktober 2024. 

Selain itu, mereka menambahkan bahwa hasil kuartal III-2024 GOTO menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencapai keseimbangan antara meningkatkan basis pengguna dan mengelola penjualan silang guna memastikan pertumbuhan yang menguntungkan, sambil tetap menjaga disiplin biaya.

Di sisi lain, Analis Panin Sekuritas, Sarkia Adelia, dalam risetnya menyampaikan bahwa GOTO masih mempertahankan panduan breakeven untuk adjusted EBITDA pada tahun penuh 2024. "Pemangkasan suku bunga juga menjadi katalis positif bagi perusahaan teknologi seiring dengan risiko pendanaan yang lebih minim," ujar Sarkia. 

Sarkia juga melihat bahwa potensi pertumbuhan berkelanjutan GOTO didorong oleh segmen GoTo Financial, yang mengembangkan sinergi dengan TikTok untuk produk GoPay Later di Tokopedia dan TikTok Shop. 

“Kolaborasi ini berpotensi memperluas pangsa pasar dan menarik lebih banyak pengguna ke dalam ekosistem GOTO di masa depan. Atas dasar tersebut, kami merekomendasikan beli untuk GOTO, dengan target harga yang diturunkan ke Rp85 per saham,” tambahnya.

Sementara itu, Edi Chandren, Investment Analyst Lead Stockbit Sekuritas, menyatakan bahwa progres GOTO pada kuartal III-2024 sejalan dengan ekspektasi sebelumnya, yaitu kinerja yang berakselerasi pada paruh kedua tahun ini. 

“Khusus untuk segmen fintech, manajemen GOTO optimistis bahwa segmen tersebut dapat mencatatkan adjusted EBITDA positif pada kuartal IV-2024, lebih cepat satu tahun dibandingkan proyeksi sebelumnya,” tulisnya dalam riset.

Edi juga menambahkan bahwa adjusted EBITDA segmen On–Demand Services GOTO naik ke level positif Rp156 miliar pada kuartal III-2024, dibandingkan negatif Rp48 miliar pada kuartal III-2023 dan positif Rp90 miliar pada kuartal II-2024. 

Sedangkan untuk segmen fintech, adjusted EBITDA membaik ke level negatif Rp65 miliar, dibandingkan negatif Rp388 miliar pada kuartal III-2023 dan negatif Rp168 miliar pada kuartal II-2024. 

“Perbaikan ini terutama didorong oleh peningkatan contribution margin menjadi Rp503 miliar. Dari sisi pendapatan, segmen fintech mengalami pertumbuhan yang signifikan, terlihat dari tren peningkatan gross transaction value dan gross revenue, seiring dengan lonjakan pinjaman konsumen yang mencapai Rp4,3 triliun.”

Dia menambahkan bahwa manajemen GOTO optimistis bahwa pertumbuhan kuat di segmen fintech dapat berlanjut, dengan ekspektasi bahwa nominal pinjaman akan meningkat dua kali lipat hingga akhir 2025.

Berdasarkan laporan keuangannya, emiten bersandikan GOTO berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp11,66 triliun, meningkat 10,96% dibandingkan Rp10,51 triliun pada kuartal III-2023. 

Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan pendapatan dari jasa pengiriman sebesar 165,11% menjadi Rp3,96 triliun, dan pendapatan dari jasa pinjaman yang naik signifikan 593,11% menjadi Rp1,23 triliun. Pendapatan dari e-commerce juga menyumbang Rp438,55 miliar.

Menariknya, beban operasional GOTO berkurang 28,98%, dari Rp19,31 triliun menjadi Rp13,71 triliun, sehingga mengurangi rugi usaha sebesar 76,69% menjadi Rp2,05 triliun. Rugi bersih pun berkurang drastis sebesar 54,83%, dari Rp9,54 triliun pada 2023 menjadi Rp4,31 triliun pada tahun ini.