<p>Wahana Halilintar di Dunia Fantasi milik PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. / Facebook @TamanImpianAncol</p>
Korporasi

Rugi Bersih Pembangunan Jaya Ancol Milik Pemprov DKI Membengkak 4,5 Kali Lipat

  • PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatatkan kinerja negatif sepanjang kuartal I-2021. Rugi bersih perusahaan milik Pemprov DKI Jakarta ini bahkan membengkak 450% atau 4,5 kali lipat menjadi Rp57,09 miliar dari sebelumnya Rp10,37 miliar.

Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatatkan kinerja negatif sepanjang kuartal I-2021. Rugi bersih perusahaan milik Pemprov DKI Jakarta ini bahkan membengkak 450% atau 4,5 kali lipat menjadi Rp57,09 miliar dari sebelumnya Rp10,37 miliar.

Mengutip laporan keuangan PJAA di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 30 Juni 2021, pendapatan perusahaan pengelola Taman Impian Jaya Ancol ini memang terpuruk 59,11% menjadi Rp89,48 miliar pada kuartal I-2021. Pada periode yang sama tahun lalu, PJAA membukukan pendapatan Rp218,83 miliar.

Turunnya pendapatan ini dapat mengerti karena pada kuartal I-2020 penyebaran COVID-19 belum diumumkan sebagai pandemi. Hal ini pun tercermin dari turunnya sektor pendapatan utama PJAA, yaitu pendapatan tiket.

Sepanjang kuartal I-2021, pendapatan tiket PJAA hanya sebesar Rp49,08 miliar yang terdiri dari tiket wahana wisata Rp24,27 miliar dan tiket pintu gerbang Rp24,81 miliar. Jumlah pendapatan ini anjlok 67,37% dari kuartal I-2020 yang sebesar Rp150,42 miliar.

Pendapatan hotel dan restoran juga turun meski tidak sedalam pendapatan tiket. PJAA mencatatkan Rp9,87 miliar di pos pendapatan ini, turun 43,65% dari pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya Rp17,52 miliar.

Sementara itu, pendapatan usaha lainnya turun 38,57% menjadi Rp31,48 miliar. Jumlah ini turun dari periode yang tahun sebelumnya sebesar Rp51,25 miliar.

Turunnya pendapatan juga diikuti dengan turunnya beban pokok pendapatan dan beban langsung sebesar 51,76% menjadi Rp67,91 miliar pada kuartal I-2021. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, beban pokok pendapatan dan beban langsung tercatat Rp140,8 miliar. Ini pun membuat laba kotor tercatat Rp21,57 miliar, turun 72,35% dari sebelumnya Rp78,03 miliar.

Turunnya laba bruto ini diperburuk dengan masih besarnya beban umum dan administrasi PJAA yang tercatat Rp47,99 miliar pada kuartal I-2021. Beban umum dan administrasi ini hanya berhasil ditekan 19,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp59,76 miliar.

Akhirnya, rugi bersih atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun membengkak 4,5 kali menjadi Rp57,09 miliar. Rugi per saham pun naik 6 kali lipat jadi Rp36 per saham dari sebelumnya Rp6 per saham.

Meski kinerja negatif, posisi kas perusahaan berhasil meningkat Rp482,72 miliar pada kuartal I-2021. Ini terutama didapat dari penerimaan utang obligasi senilai Rp731 miliar. Kas dan setara kas akhir periode pun tercatat Rp815,87 miliar.

Ada peningkatan 11,4% pada aset PJAA menjadi Rp4,5 triliun pada kuartal I-2021. Jumlah ini meningkat dari posisi akhir 2020 yang sebesar Rp4,04 triliun. Aset ini terdiri dari aset lancar Rp957,61 miliar dan aset tidak lancar Rp3,55 triliun.

Sementara itu, terdapat pembengkakan liabilitas signifikan sebesar 22,63% menjadi Rp2,79 triliun dari liabilitas akhir 2020 yang sebesar Rp2,28 triliun. Penerimaan utang obligasi menjadi alasan utama pembengkakan liabilitas ini. Di sisi lain, ekuitas perusahaan turun tipis menjadi Rp1,7 triliun dari sebelumnya Rp1,76 triliun.

Sebagai informasi, komposisi kepemilikan saham PJAA didominasi Pemprov DKI Jakarta sebesar 72%. Lalu, 18% saham dimiliki PT Pembangunan Jaya, perusahaan yang 40% sahamnya juga dimiliki oleh Pemprov. Terakhir, 10% saham dipegang oleh publik.