Salah satu pabrik PT Chandra Asri di kawasan Cilegon Banten. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Rugi Chandra Asri (TPIA) Kuartal I-2024 Tembus Rp525 Miliar, Ini Biang Keroknya

  • Penurunan pendapatan dan peningkatan beban pokok sepanjang kuartal I-2024 adalah faktor utama kerugian PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten petrokimia PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) selama tiga bulan pertama tahun ini harus menelan pil pahit usai mencatatkan kerugian keuangan sebesar US$30,11 juta atau setara Rp525,82 miliar. (Kurs jisdor Rp15.873 per satu Dolar).

Berdasarkan laporan keuangan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), kerugian TPIA sepanjang kuartal I-2024 ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mampu meraup laba sebesar US$8,57 juta.

Pertanyaannya, apa yang menyebabkan TPIA mengalami kerugian? Penurunan pendapatan dan peningkatan beban pokok selama tiga bulan pertama tahun ini adalah faktor utama emiten yang dimiliki konglomerat Prajogo Pangestu merugi.

Emiten bersandikan saham TPIA itu mencatat pendapatan sepanjang kuartal I-2024 sebesar US$471,91 juta atau setara Rp7,49 triliun. Namun, jumlah tersebut menurun sebesar 6,05% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$502,31 juta.

Meskipun pendapatan menurun, beban pokok justru melonjak menjadi US$471,39 juta atau setara Rp7,48 triliun sepanjang kuartal I-2024. Angka tersebut menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai US$468,96 juta.

Direktur TPIA, Suryandi, menjelaskan bahwa kenaikan beban pokok pendapatan terutama disebabkan oleh kenaikan harga rata-rata bahan baku, khususnya Naphtha, yang mencapai US$682 per ton pada kuartal I-2024, dibandingkan dengan rata-rata US$651 per ton pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Di sisi lain, TPIA mencatat total liabilitas senilai US$2,41 miliar, mengalami penurunan dari akhir 2023 yang mencapai US$2,62 triliun. Rinciannya, liabilitas jangka panjang tercatat sebesar US$1,81 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar US$601,85 juta. 

Total ekuitas pada bulan Maret 2023 tercatat sebesar US$2,96 miliar. Sementara itu, total aset TPIA terpantau turun menjadi US$5,37 miliar dibandingkan dengan akhir 2023 yang mencapai US$5,61 miliar.

Meski merugi pada tiga bulan pertama tahun ini, saham TPIA pada perdagangan Kamis, 2 Mei 2024, terpantau menguat 3,3% ke level Rp7.825 per saham. Begitu juga sepanjang tahun ini, nilai emiten ini masih melambung 37,28%.