Rugi Indofarma Turun Tipis Jadi Rp21,42 Miliar
Emiten farmasi pelat merah PT Indofarma (Persero) Tbk. (INAF) mencatat penurunan tipis laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk 1,5% menjadi Rp21,42 miliar pada kuatal I-2020 dari periode Januari-Maret 2019 senilai Rp21,77 miliar.
Industri
Emiten farmasi pelat merah PT Indofarma (Persero) Tbk. (INAF) mencatat penurunan tipis laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk 1,5% menjadi Rp21,42 miliar pada kuatal I-2020 dari periode Januari-Maret 2019 senilai Rp21,77 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat, 1 Mei 2020, Indofarma meraup pendapatan senilai Rp148,16 miliar. Jumlah tersebut naik 8,73% year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp136,26 miliar.
Akan tetapi, beban pokok penjualan emiten bersandi saham INAF itu melejit 37,3% yoy menjadi Rp119,51 miliar dari Rp87,04 miliar. Sehingga, laba kotor yang diraup perseroan merosot 41,7% menjadi Rp28,65 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Tahun ini, emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu berhasil meraup keuntungan lain-lain senilai Rp3,69 miliar. Padahal, tahun sebelumnya INAF mencatat kerugian lain-lain neto Rp191,52 juta.
Per 31 Maret 2020, total aset Indofarma stagnan Rp1,4 triliun. Sedangkan, liabilitas perseroan naik tipis 1,4% menjadi Rp918,6 miliar.
Saham seri A Indofarma digenggam oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai pemegang saham utama. Sedangkan, saham seri B digenggam oleh pemerintah RI 90,66%, PT ASABRI (Persero) sebesar 7,34%, dan publik 11,99%.
Pada perdagangan Kamis, 30 April 2020, saham INAF ditutup turun 0,45% sebesar 5 poin ke level Rp1.110 per lembar. Kapitalisasi pasar saham INAF mencapai Rp3,44 triliun dengan imbal hasil negatif 71,47% dalam setahun terakhir. (SKO)