Suasana salah satu gerai apotek Kimia Farma, Kamis 19 Agustus 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Rugi Kimia Farma (KAEF) Capai Rp102 Miliar, Liabilitas Kuartal I-2024 Naik Tipis

  • Sejatinya PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sukses mencatatkan kenaikan penjualan bersih sebesar Rp2,53 triliun. Pertanyaanya, mengapa emiten farmasi plat merah ini bisa rugi?

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melaporkan kerugian bersih sebesar Rp102,7 miliar selama kuartal I-2024, menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan dengan laba Rp386,4 juta yang dicatat pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2024, emiten farmasi plat merah ini sejatinya masih mencatatkan kenaikan penjualan bersih sebesar Rp2,53 triliun. Angka tersebut melesat 8,15% secara tahunan dibandingkan periode yang saham tahun sebelumnya, yakni Rp2,30 triliun.

Lebih rinci, penjualan KAEF mayoritas ditopang oleh penjualan lokal ysebesar Rp2,50 triliun, yang naik dari yahunj sebelumnya Rp2,27 triliun. Sementara itu, penjualan ekspor tercatat sebesar Rp28,09 miliar. Pertanyaanya, mengapa Kimia Farma mencatatkan kerugian padahal penjualan naik?

Nah, peningkatan pendapatan ternyata juga menyebabkan beban pokok penjualan naik 15,74% menjadi Rp1,71 triliun, dibandingkan dengan Rp1,44 triliun sebelumnya. Namun, laba bruto menurun tipis menjadi Rp820,8 miliar dari Rp858,5 miliar pada kuartal I 2023.

Sementara itu, beban usaha meningkat menjadi Rp855,3 miliar dari sebelumnya Rp830,1 miliar. Penghasilan keuangan menyusut menjadi Rp2,22 miliar, sedangkan beban keuangan meningkat menjadi Rp145,3 miliar dari Rp121,1 miliar sebelumnya.

Akibatnya, KAEF mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp102,7 miliar yang dapat diatribusikan kepada entitas induk. Alhasil laba per saham KAEF menjadi minus Rp18,47 per saham dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp0,07 per saham.

Neraca Keuangan

Dari perspektif neraca keuangan, selama tiga bulan pertama tahun ini, aset KAEF mengalami penurunan tipis menjadi Rp17,34 triliun dari posisi Rp17,58 triliun pada 31 Desember 2023. Rinciannya, aset lancar di angka Rp5,52 triliun dan tidak lancar di angka Rp11,82 triliun. 

Sementara itu, liabilitas KAEF selama kuartal I-2024 tercatat di level Rp11,23 triliun, yang menandai peningkatan tipis dari posisi 31 Desember 2023, sebesar Rp11,19 triliun. Adapun potret liabilitas jangka pendeknya di level Rp9,53 trilun dan liablitas jangka panjang sebesar Rp1,70 triliun. 

Kemudian, jumlah modal atau ekuitas emiten BUMN farmasi pada kuartal I-2024 hanya berada di angka Rp6,10 triliun. Jumlah tersebut sedikit menguap dibandingkan posisi 31 Desember 2023, yang sebesar Rp6,39 triliun. 

Dari lantai bursa, saham KAEF pada perdagangan Kamis, 27 Juni 2024, pukul 13:40 WIB, terpantau melemah 1,89% ke level Rp580 per saham. Yang menarik, di tengah pelemahan saham secara year-to-date sebesar 59,86%, saham Kimia Farma menguat 3,3% selama satu minggu terakhir.