Rugi Rp64 Miliar Sehari, Elon Musk Optimistis Keuangan Twitter Membaik Kuartal Depan
- Elon Musk mengatakan bahwa platformnya punya kesempatan untuk menciptakan arus kas positif pada kuartal berikutnya
Dunia
SAN FRANSISCO - Twitter tampaknya terpukul dengan pendapatan iklan. Meski begitu, sang CEO sekaligus pemilik baru situs mikroblogging tersebut, Elon Musk mengatakan bahwa platformnya punya kesempatan untuk menciptakan arus kas positif pada kuartal berikutnya.
"Empat bulan yang sangat sulit, tapi saya optimistis tentang masa depan," kata Musk pada konferensi Morgan Stanley yang disiarkan langsung di San Francisco sebagaimana dikutip dari Insider Kamis, 9 Maret 2023.
Dalam wawancaranya, Musk, yang membeli Twitter pada Oktober lalu mengatakan platform media sosial berlogo biru ini mengalami penurunan besar-besaran dalam iklan karena iklim siklus bisnis dan alasan politis walau Ia tak merinci perihal ini.
Namun, Musk mengatakan bahwa ia terkejut dengan buruknya monetisasi Twitter selama ini. Dia menambahkan Twitter yang lalu menghasilkan 5 hingga 6 sen per jam meskipun pengguna menghabiskan total 130 juta jam waktu mereka per hari aku merek.
- Kerugian Robot Trading Milik Crazy Rich Surabaya Wahyu Kenzo Capai Rp9 Triliun
- Mahfud Md: Transaksi Mencurigarakan Rp300 T di Kemenkeu Sudah Dilaporkan Sejak 2009
- Terintegrasi dengan Kepulauan Seribu, Dermaga Baru Bakal Dibangun di Baywalk Mall
- Sutradarai Film "Artificial Intelegence" Ini Komentar Steven Spielberg Tentang Kecerdasan Buatan
"Twitter sekarang bekerja untuk menyajikan iklan yang relevan dan berguna kepada pengguna dan bertujuan untuk mendapatkan pengeluaran iklan hingga 15 hingga 20 sen per jam," ujarnya.
Sebagai informasi, merujuk laporan The Wall Street Journal pada akhir pekan lalu, disebutkan bahwa pendapatan Twitter dan keuntungan yang disesuaikan merosot 40% pada bulan Desember. Alasannya, para pengiklan menghindari platform media sosial setelah akuisisi perusahaan yang kacau oleh Musk.
Sebagaimana diketahui, setelah Musk mengambil alih Twitter, dia melakukan perubahan besar-besaran untuk memotong biaya. Beberapa aksi korporasi dilakukan termasuk PHK massal dan mengurangi tunjangan karyawan seperti makan siang gratis.
Pada November 2022, ia kembali mengatakan bahwa Twitter merugi US$4 juta atau Rp64 miliar (asumsi kurs Rp15.400 per dolar AS) per hari.
Membangun Twitter Versi Musk
Pada Selasa lalu, Twitter memangkas pengeluaran non-utang menjadi US$1,5 miliar atau Rp23 triliun dari proyeksi US$4,5 miliar (Rp69,4 triliun) pada tahun 2023. Pemangkasan sebagian dilakukan dengan memotong tagihan layanan Cloud sebesar 40% dan dengan menutup satu pusat data.
Tak hanya itu, perusahaan juga menghadapi pembayaran bunga tahunan sekitar US$1,5 miliar (Rp23 triliun) atas utang US$13 miliar atau Rp200,6 triliun) yang dikeluarkan untuk kesepakatan akuisisi.
Twitter tidak merilis pendapatannya secara publik lagi karena menjadi perusahaan privat. Nemun menurut laporan terakhir, ada peningkatan 2% dalam pendapatan iklan menjadi US$1,08 miliar (Rp16,6 triliun) untuk kuartal kedua tahun 2022. Meskipun meningkat, pendapatan iklan meleset dari ekspektasi Wall Street sebesar US$1,22 miliar atau Rp12,8 triliun menurut data Refinitiv.
Twitter juga membukukan kerugian bersih sebesar US$270 juta (Rp4,1 triliun) pada kuartal tersebut, membalikkan laba US$65,6 juta (Rp1,01 triliun) pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Musk sekarang bekerja untuk memonetisasi platform. Twitter memperkenalkan program langganan Biru pada November 2022 untuk menghasilkan pendapatan bagi platform media sosial tersebut. Program ini berharga US$8 per bulan di AS jika dibeli melalui browser web, dan lebih banyak lagi jika dibeli melalui toko aplikasi Apple dan Android.
Sekitar 290.000 pengguna di seluruh dunia membayar langganan Twitter pada pertengahan Januari. The Information melaporkan pada 6 Februari. Hal ini diperkirakan akan memberikan kontribusi pendapatan tahunan sebesar US$28 juta(Rp432 juta) tahun ini.
Musk mengatakan pada bulan Februari bahwa dia berencana untuk menunjuk CEO baru untuk Twitter menjelang akhir tahun 2023. Dia menambahkan pada hari Selasa di konferensi Morgan Stanley bahwa dia memperkirakan akan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk membangun tim manajemen di perusahaan tersebut.