<p>Pesawat Airbus A330-300 milik maskapai penerbangan BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. / Airbus.com</p>
Industri

Rugi Rp16,46 Triliun, Tugas Berat Menanti Dirkeu Garuda Indonesia yang Baru

  • Tugas berat langsung menanti direktur keuangan dan manajemen risiko PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang baru, Prasetio. Pasalnya, Fuad Rizal Direktur Keuangan dan Manajamen Risko Garuda Indonesia sebelumnya sudah meninggalkan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum akhir tahun.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Tugas berat langsung menanti direktur keuangan dan manajemen risiko PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang baru, Prasetio. Pasalnya, Fuad Rizal Direktur Keuangan dan Manajamen Risko Garuda Indonesia sebelumnya sudah meninggalkan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum akhir tahun.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, tugas berat itu antara lain menyelesaikan langkah negosiasi dan restrukturisasi utang perseroan terhadap perbankan dan perjanjian terhadap pihak penyewaan pesawat.

“Tugas berat karena apa? Karena akhir tahun tinggal sebentar lagi. Jadi nego sedang banyak dilakukan dengan pihak vessel, pihak perbankan,” ungkap Irfan dalam konferensi pers virtual, Jumat, 20 November 2020.

Irfan percaya bahwa dengan segudang pengalaman yang dimiliki Prasetio, nakhoda baru keuangannya itu bisa segera menuntaskan segala yang telah dikerjakan oleh Fuad Fauzi. Sebagaimana diketahui, Prasetio memang memiliki pengalaman panjang sebagai seorang bankir sejak 1984-2004.

Selain itu, dia juga pernah menempati posisi penting di beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Mulai dari PT PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Hingga Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri).

Irfan berharap bahwa seluruh kerja bagus yang telah dilakukan Fuad selama ini bisa segera terselesaikan di masa kepemimpinan Prasetio.

“Tentu saja tugas direktur keuangan yang baru memastikan itu bisa terjadi, dan akhir tahun ini bisa selesai,” ungkap Irfan.

Kini, dengan segala pengalaman itu, Prasetio pun dipercaya untuk menahkodai keuangan Garuda Indonesia yang sedang terseok-seok. Pada kuartal III-2020, emiten bersandi GIAA ini diketahui menderita kerugian Rp16,46 triliun. (SKO)