Ilustrasi Perumahan
Properti

Rumah Kosong di Kota-Kota Besar Amerika Serikat Capai 5,5 Juta Unit

  • Kota-kota besar atau wilayah metro di Amerika Serikat memiliki tingkat kekosongan sebesar 7,22%. Angka ini setara dengan 5,5 juta rumah kosong. Hal ini berdasarkan dari laporan Lending Tree. Adapun tingkat rumah kosong tertinggi sebesar 13,88% ada di New Orleans disusul Miami dan Tampa, Florida. Laporan tersebut menyebut bahwa meski pasar perumahan semakin ketat dan harganya makin melambung dari hari ke hari, nyatanya kota-kota terbesar di Amerika Serikat memiliki stok rumah kosong dalam jumlah yang besar.

Properti

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Kota-kota besar atau wilayah metro di Amerika Serikat memiliki tingkat kekosongan sebesar 7,22%. Angka ini setara dengan 5,5 juta rumah kosong. 

Hal ini berdasarkan dari laporan Lending Tree. Adapun tingkat rumah kosong tertinggi sebesar 13,88% ada di New Orleans disusul Miami dan Tampa, Florida. Laporan tersebut menyebut bahwa meski pasar perumahan semakin ketat dan harganya makin melambung dari hari ke hari, nyatanya kota-kota terbesar di Amerika Serikat memiliki stok rumah kosong dalam jumlah yang besar. 

LendingTree menganalisis dan memberi peringkat pada data Survei Komunitas Amerika Biro Sensus AS terbaru. Data tersebut menunjukkan bahwa dari 50 wilayah metro terbesar berdasarkan jumlah rumah yang tidak dihuni. Tingkat kekosongan rata-rata di seluruh kota yang dianalisis adalah 7,22%, mencakup 5,47 juta rumah. 

New Orleans, Miami, dan Tampa, Florida memiliki tingkat rumah kosong tertinggi, masing-masing sebesar 13,88%, 12,65%, dan 12,15%. Di ketiga kota tersebut, terdapat lebih dari 600 ribu unit rumah kosong.

Tiga kota dengan tingkat rumah kosong terendah adalah Minneapolis, Austin, Texas, dan Washington DC, masing-masing sebesar 4,51%, 4,57%, dan 4,98%. Ini juga merupakan satu-satunya tiga metro dengan tingkat kekosongan di bawah 5%.

Rumah-rumah yang kosong di kawasan ini tidak dapat mengurangi tekanan pada pasar perumahan yang ketat, yang mengalami kelangkaan rumah untuk dijual dan harga yang melambung tinggi dari waktu ke waktu. Hal ini karena sebagian besar rumah menunggu untuk disewakan atau merupakan rumah musiman yang tidak selalu ditempati oleh pemiliknya.  

Jadi, tingkat kekosongan ini tidak dapat sepenuhnya menjelaskan keadaan pasar perumahan, angka-angka tersebut hanya memberikan gambaran lokal tentang bagaimana keadaan suatu wilayah tertentu. 

Menurut Lending Tree, tingkat kekosongan dan harga rumah yang tinggi dapat menunjukkan bahwa suatu daerah memiliki fitur unik yang menarik, seperti menjadi tempat liburan populer atau target investor. Di sisi lain, tingginya kekosongan dan rendahnya harga rumah dapat menyebabkan suatu daerah mengalami berbagai kesulitan sosial ekonomi. 

Bagaimanapun, keterjangkauan merupakan tantangan bagi banyak orang Amerika. Suku bunga hipotek yang tinggi mempersulit pembeli rumah untuk memasuki pasar, dan juga menghalangi pemilik saat ini untuk menjual rumah mereka.

Dikutip dari Business Insider, efek lock-in ini membuat calon pembeli dan penjual tetap menunggu, yang artinya harga tidak turun seperti yang sering terjadi pada saat kenaikan suku bunga hipotek. 

Menurut survei terbaru MBA, Biaya pinjaman bagi calon pembeli telah melonjak melampaui level tertinggi dalam dua dekade terakhir yaitu menyentuh 7,53% pada minggu ini. Sementara itu, permohonan hipotek jatuh ke level terendah 6% sejak tahun 1996 pada minggu lalu.

Wakil presiden Mortgage Bankers Association (MBA), asosiasi internasional yang mewakili industri keuangan real estate Joel Ka menyebut “Pasar pembelian melambat ke tingkat aktivitas terendah sejak tahun 1995, karena kenaikan harga yang cepat mendorong semakin banyak calon pembeli rumah keluar dari pasar.”