Rumah Putin Dijaga 7 Sistem Pertahanan Udara Pantsir
- Militer Rusia tampaknya tidak memiliki sistem pertahanan udara konvensional yang diperlukan untuk melindungi semua fasilitas penting di Rusia bagian barat.
Dunia
JAKARTA- Serangan mendalam drone Ukraina terus menekan pertahanan udara Rusia. Ini memaksa komando militer Rusia memprioritaskan alokasi aset pertahanan udara untuk melindungi target yang dianggap bernilai tinggi.
Citra satelit yang dikumpulkan menunjukkan pasukan Rusia telah mengerahkan setidaknya tujuh sistem pertahanan udara jarak menengah Pantsir-S1 di sekitar kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin. Properti yang ada di Valdai, Oblast Leningrad.
Ruslan Pukhov, kepala Pusat Analisis Strategi dan Teknologi yang berpusat di Moskow pada Selasa 16 Juli menyatakan , cakupan pertahanan udara terfokus atau cakupan statis dari target tunggal tidak berarti dalam skala besar. “Ini karena memungkinkan pesawat nirawak Ukraina untuk melewati cakupan pertahanan udara Rusia dan menyerang dari arah yang tidak terlindungi,” katanya dalam akun Telegram.
- Pengguna Livin’ by Mandiri Capai 25,4 Juta, Nilai Transaksi Sentuh Rp1.552 Triliun
- Anggaran Mepet, Makan Siang Gratis Bisa Disunat Jadi Rp7.500
- Mundur jadi Wali Kota, Berikut Warisan Proyek Gibran di Solo
Militer Rusia tampaknya tidak memiliki sistem pertahanan udara konvensional yang diperlukan untuk melindungi semua fasilitas penting di Rusia bagian barat. Dan bahkan kesulitan untuk melindungi target potensial yang penting di wilayah yang dilaporkan memiliki pertahanan yang baik di Rusia.
Pukhov yang anggota dewan penasihat sipil Kementerian Pertahanan Rusia ini meminta militer Rusia untuk memperkenalkan pendekatan desentralisasi yang inovatif untuk melindungi fasilitas di Rusia dari dron Ukraina. Dia memperingatkan pesawat tak berawak Ukraina kemungkinan akan mencapai lebih dalam di Rusia.
Militer Rusia dilaporkan mulai membentuk kelompok tembakan bergerak. Kelompok desentralisasi yang berhasil dikerahkan Ukraina untuk mempertahankan diri dari serangan pesawat tak berawak Geran-2 Rusia pada Maret 2024 . “Tetapi Rusia belum menerjunkan kelompok-kelompok ini dalam skala yang diperlukan untuk melindungi fasilitas-fasilitas penting di Rusia barat secara memadai,” tulis Institute for the Study of War (ISW) Rabu 17 Juli 2024.
Tekanan yang terus berlanjut pada payung pertahanan udara Rusia telah menyebabkan otoritas regional tertentu menyatakan perusahaan-perusahaan Rusia dan otoritas lokal tidak dapat bergantung pada pertahanan udara Rusia tingkat federal. Mereka perlu menyediakan kemampuan anti-pesawat tak berawak mereka sendiri.
Pukhov menyarankan agar militer Rusia menerjunkan armada pesawat ringan untuk mencegat pesawat tak berawak Ukraina. Tetapi dia juga mencatat rendahnya tingkat produksi pesawat ringan Rusia akan mempersulit upaya tersebut.
Ukraina Terus Menyerang Sistem Pertahanan Udara
Ukraina juga terus menargetkan sistem pertahanan udara Rusia di Ukraina yang diduduki dan di wilayah perbatasan Rusia. Ini untuk menetapkan kondisi bagi jet tempur F-16 setelah datang.
Panglima Tertinggi Ukraina Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi pada 16 Juli melaporkan , pasukan Ukraina menyerang posisi S-300 di wilayah Donetsk yang diduduki. Syrskyi mengklaim Ukraina telah menghancurkan 20 peluncur S-300 dan total 15 stasiun radar dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
Syrskyi juga menerbitkan rekaman geolokasi yang menunjukkan pasukan Ukraina menggunakan amunisi cluster menyerang sistem pertahanan udara Rusia yang terletak di sebelah timur Manhush wilayah Donetsk. Daerah di sebelah barat Mariupol.
Dewan Deputi Krasninskoye, Oblast Volgograd juga mengklaim komandan baterai S-300 Rusia yang berasal dari daerah tersebut meninggal dalam serangan ATACMS Ukraina terhadap posisi S-300 di arah Kharkiv. Serangan terjadi pada 12 Juli pukul 13.00 waktu setempat.
Namun Komandan S-300 Rusia itu lebih mungkin meninggal dalam serangan Ukraina terhadap Mariupol yang diduduki. Ini karena waktu kematian komandan yang dilaporkan adalah dalam waktu 15 menit dari serangan yang dilaporkan terhadap sistem S-300 Rusia di dekat Mariupol pada tanggal 12 Juli.
Syrskyi menyatakan pasukan Ukraina secara sistematis menghancurkan kemampuan pertahanan udara Rusia. Ini untuk menetapkan kondisi bagi keberhasilan penggunaan pesawat serang Ukraina dan mencatat bahwa F-16 akan segera tiba.
Pendiri Direktorat Intelijen Militer Utama Ukraina (GUR) Resimen "Kraken" Kostyantyn Nemichev menyatakan, pasukan Ukraina menghancurkan empat sistem S-300 Rusia yang digunakan untuk menyerang Kota Kharkiv dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pengiriman F-16 ke Ukraina kemungkinan akan dimulai dalam jumlah kecil. Dan kendala materiil serta pelatihan kemungkinan akan mencegah pasukan Ukraina memanfaatkan kekuatan udara sayap tetap dalam skala besar pada tahun 2024.
Pejabat Ukraina sebelumnya mengindikasikan Ukraina juga bermaksud untuk menggunakan F-16 dan pesawat sayap tetap lainnya sebagai bagian dari payung pertahanan udara yang lebih luas. Namun Ukraina perlu memanfaatkan kemampuan pertahanan udara Rusia secara keseluruhan untuk menjaga F-16 dan mengintegrasikannya dengan benar ke dalam operasi tempur Ukraina.