Rumah Tapak Kini Dipilih Ketimbang Apartemen
JAKARTA-Hunian dengan konsep rumah tapak atau landed house dinilai akan menjadi pilihan konsumen daripada tempat tinggal dengan konsep high rise seperti apartemen dan rumah susun. Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan saat ini rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal untuk tidur dan beristirahat. Di masa pandemi COVID-19 ini, segala aktivitas baik itu bekerja […]
Industri
JAKARTA-Hunian dengan konsep rumah tapak atau landed house dinilai akan menjadi pilihan konsumen daripada tempat tinggal dengan konsep high rise seperti apartemen dan rumah susun.
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan saat ini rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal untuk tidur dan beristirahat. Di masa pandemi COVID-19 ini, segala aktivitas baik itu bekerja maupun sekolah dilakukan di rumah, sehingga fungsinya menjadi lebih optimal.
“Selama pandemi, menunjukkan rumah tapak lebih aman ketimbang tinggal di hunian vertikal seperti apartemen, karena pada dasarnya salah satu upaya meredam pandemi yakni menjaga jarak dan menghindari kerumuman/berkelompok,” kata Nirwono kepada TrenAsia, Kamis, 25 Juni 2020.
Menurutnya hal ini menjadi keunggulan rumah tapak yang memiliki sifat mandiri dan tunggal, sehingga memberikan rasa lebih aman dan nyaman kepada penghuninya.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Nirwono menuturkan pertimbangan konsumen properti dalam memilih hunian akan mengutamakan prinsip kesehatan dan sebisa mungkin meminimalisir kontak fisik dengan tetangga maupun penghuni lain.
“Hal itu sulit didapatkan dari hunian vertikal, karena adanya penggunaan fasilitas secara bersama, misalnya lift,” jelas Nirwono.
Terbukti, sejumlah proyek properti terutama rumah tapak yang dikembangkan PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) di wilayah sub-urban mengalami lonjakan penjualan sejak April 2020.
Berdasarkan data Agung Podomoro Land, beberapa proyek itu antara lain Podomoro Golf View, Virmala Hills Bogor, serta Podomoro Park Bandung. Selama Mei 2020, ketiga proyek tersebut menghasilkan total marketing sales mencapai lebih dari Rp120 miliar.
Maka itu, Nirwono menyebutkan saat ini pengembang harus lebih konsentrasi terhadap keunggulan rumah tapak yang akan ditawarkannya. Desain rumah tapak juga harus disesuaikan agar menjadikan suasana rumah lebih nyaman dan sehat.
Kemudian, tersedianya fasilitas seperti jaringan listrik, air bersih yang memadai, ruang terbuka hijau (RTH), serta jaringan internet yang optimal. Beberapa proyek rumah tapak yang sudah memiliki fasilitas penunjang tersebut antara lain Bintaro Jaya, BSD smart city, Lippo Karawaci, dan Alam Sutera.
“Lokasi sekarang harusnya sudah tidak jadi masalah, karena penghuninya sudah tidak harus pulang pergi ke kota induk untuk bekerja. Saat ini faktor utamanya adalah dukungan infrastruktur listrik dan internet yang handal,” imbuhnya.
Dia menyebutkan ini merupakan kesempatan dan peluang bagi pengembang untuk mengembangkan properti yang mendukung aktifitas produktif di rumah seperti work from home (WFH) dan menerapkan protokol kesehatan.