Rumor Akuisisi Bank Mayora, BNI Pastikan Tak Gunakan Utang
- Likuiditas dan modal BNI yang memungkinkan untuk melakukan akuisisi ini tampak dari laporan kinerja keuangan pada semester I-2021. Kas dan setara kas BNI pada paruh pertama ini menyentuh Rp130 triliun.
Korporasi
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk bakal melancarkan aksi korporasi akuisisi terhadap bank mini. Emiten bersandi saham BBNI ini diketahui mengincar bank yang masuk dalam kategori Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) I atau modal inti di bawah Rp6 triliun.
PT Bank Mayora diisukan santer menjadi perusahaan yang bakal dicaplok BBNI. Menanggapi hal ini, Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom mengatakan belum bisa memberikan informasi lebih lanjut soal calon partner perseroan.
“Kami sampaikan bahwa kami belum bisa menyampaikan dengan siapa kami akan berkolaborasi atau berpartner,” jelas Mucharom saat dihubungi TrenAsia.com, Kamis, 21 Oktober 2021.
- 5 Cara Mengelola Stres di Masa Pandemi Agar Hidup Lebih Sehat
- Harga Rokok Makin Mahal, Ini 10 Cara Berhenti Merokok Paling Efektif
- Usai Dihajar Pandemi, Sri Mulyani Alihkan Pembangunan ke Ekonomi Berkelanjutan
Yang pasti, dirinya menyebut sumber dana akuisisi bank mini ini bukan berasal dari utang. Dengan likuiditas dan permodalan saat ini. Dengan akuisisi bank mini, Mucharom bilang perseroan bakal menggenjot segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan penetrasi digital yang tinggi.
“"Sumber pendanaan aksi korporasi berasal dari modal perusahaan dan bukan berasal dari utang," papar Mucharom.
Likuiditas dan modal BNI yang memungkinkan untuk melakukan akuisisi ini tampak dari laporan kinerja keuangan pada semester I-2021. Kas dan setara kas BNI pada paruh pertama ini menyentuh Rp130 triliun.
Selain itu, BNI juga baru saja menerbitkan BNI Additional Tier 1 Perpetual Non-Cumulative Capital Securities atau Efek Modal AT-1 kepada investor asing.
BNI menyasar dana hingga US$600 juta atau setara Rp8,5 triliun (asumsi kurs Rp14.258,50 per dolar Amerika Serikat). Agar dicaplok investor asing, BNI menawarkan imbal hasil atau yield sebesar 4,3% per tahun.
Distribusi sebesar 4,3% per tahun dalam kerangka penerbitan efek global berdasarkan ketentuan Regulation S ("Reg S"), US Securities Act, yang akan terdaftar di Singapore Stock Exchange. Tidak hanya itu, dana segar lain diperoleh BNI dari uluran tangan pemerintah melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3,5 triliun.
Profil Bank Mayora
Sementara itu, Bank Mayora yang santer disebut menjadi target partner BNI tercatat memiliki modal inti Rp1,2 triliun pada semester I-2021. Saat yang sama, CAR Bank Mayora terbilang sangat sehat mencapai 30%.
Sebagai catatan, bank-bank mini memang sedang membutuhkan tambahan modal demi memenuhi batas minimum regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara bertahap. Modal inti perbankan dipatok minimum Rp3 triliun pada 2022 dan akhir tahun ini minimum Rp2 triliun.
Hingga Juni 2021, Bank Mayora mencatat fungsi intermediasi lewat penyaluran kredit senilai Rp3,78 triliun. Nominal penyaluran kredit itu turun dibandingkan dengan akhir tahun lalu Rp4,3 triliun.
Saat yang sama, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mayora naik menjadi Rp7,8 triliun dari sebelumnya Rp6,4 triliun.
Pendapatan bunga Bank Mayora mencapai Rp249,8 miliar pada semester I-2021, turun dari sebelumnya Rp270 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp18,53 miliar, meroket dari sebelumnya Rp2,4 miliar.
Adapun, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross Bank Mayora turun dari 5,28% menjadi 3,09% pada Juni 2021. Sementara rasio NPL nett turun dari 4,01% menjadi 2,06%.
Bank Mayora mendapatkan izin usaha Bank Umum sesuai SK Menteri Keuangan RI No. 719/KMK.017/1993 tanggal 14 Juli 1993 dan menjadi Bank Umum Devisa pada tahun 2013 sesuai Surat Keputusan Gubernur BI No. 15/5/KEP.DPG/2013 tanggal 7 Mei 2013.
Bank Mayora berdiri sejak 28 Juli 1993. Hingga saat ini, Bank Mayora memiliki 37 kantor yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Lampung. Bank Mayora juga memiliki 58 unit ATM dan 1.433 unit mesin electronic data capture (EDC).
Total aset Bank Mayora hingga Juni 2021 mencapai Rp8,55 triliun, naik dari Desember 2020 senilai Rp8,01 triliun. Liabilitas mencapai Rp7,3 triliun dengan ekuitas Rp1,23 triliun.
Bank Mayora dipimpin oleh Komisaris Utama Dharmawan Atmadja dan Direktur Utama Ricky Budiono. Saham Bank Mayora digenggam oleh PT Mayora Inti Utama sebesar 80% dan International Finance Corporation dari Amerika Serikat (AS) sebesar 20%.