bukalapak logo
Korporasi

Rumor Akuisisi Temu, Muncul Transaksi Nego Saham BUKA Senilai Rp2,08 Triliun

  • Di tengah rumor akuisisi PT Bukalapak.com (BUKA) oleh Temu, perusahaan e-commerce asal China. Siang ini, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa ada transaksi negosiasi besar dalam saham BUKA, dengan nilai mencapai Rp2,08 triliun.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Di tengah rumor akuisisi PT Bukalapak.com (BUKA) oleh Temu, perusahaan e-commerce asal China. Siang ini, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa ada transaksi negosiasi besar dalam saham BUKA, dengan nilai mencapai Rp2,08 triliun.

Perlu diketahui, transaksi negosiasi adalah sebuah perdagangan di pasar saham merujuk kesepakatan kedua belah pihak. Berdasarkan data BEI pada perdagangan hari ini Rabu, 9 Oktober 2024, transaksi di pasar nego tersebut melibatkan 9,83 miliar saham BUKA Bukalapak di level Rp120 per saham, sehingga nilai seluruhnya mencapai Rp1,17 triliun.

Namun, nilai transaksi negosiasi ini jauh di bawah harga saham emiten niaga elektronik tersebut di pasar reguler, yang pada sesi pertama perdagangan hari ini tercatat di level Rp143 per saham, mengalami penurunan sebesar 2,72%.

Menariknya, transaksi negosiasi saham BUKA tidak hanya terjadi sekali. Terdapat juga transaksi lain dengan nominal jauh di atas harga saham di pasar reguler, yaitu sebanyak 3,61 miliar saham dengan harga Rp250 per saham, sehingga total nilainya mencapai Rp904,16 miliar.

Dengan demikian, total nilai transaksi saham BUKA di pasar negosiasi BEI mencapai Rp2,08 triliun. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi mengenai transaksi saham Bukalapak di pasar negosiasi BEI.

Sementara itu, BUKA telah memberikan klarifikasi terkait rumor akuisisi oleh Temu. Manajemen Bukalapak menegaskan bahwa mereka tidak mengetahui informasi tentang rencana akuisisi tersebut.

"Perseroan tidak mengetahui informasi terkait rencana akuisisi perseroan oleh e-commerce dari Temu," jelas Sekretaris Perusahaan Bukalapak, Cut Fika Lutfi, dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan pada Rabu, 9 Oktober 2024.

Saham BUKA sebelumnya sempat melonjak hingga 25,22% ke Rp144 pada 7 Oktober 2024. Kenaikan saham ini berdampak positif pada saham perseroan karena mampu melesat 18,18% dalam satu minggu terakhir.

Namun, kata Cut Fika, lonjakan harga saham emiten bersandikan BUKA merupakan reaksi pasar terhadap informasi akuisisi yang belum terverifikasi dan tidak pernah dikonfirmasi oleh manajemen.

“Spekulasi pasar berada di luar kendali perseroan. Oleh karena itu, kami mengimbau pemegang saham dan investor untuk memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan sebelum mengambil keputusan investasi,” pungkasnya.

Terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie, menanggapi rumor akuisisi Temu terhadap BUKA dengan penolakannya, kendati Temu masuk melalui akuisisi perusahaan lokal seperti PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Budi menegaskan bahwa rencana tersebut tidak sejalan dengan keberadaan Temu yang sebelumnya telah berupaya memasuki pasar Indonesia. “Tidak, tidak. Saya tidak setuju [masuk dengan mengakuisisi Bukalapak]. Kalau mereka begitu, model bisnisnya akan [tetap] menghancurkan UMKM kita," ujar Budi dalam keterangannya pada Selasa, 8 Oktober 2024.

Ia menekankan bahwa pemerintah berupaya menutup celah kehadiran aplikasi asal China yang mengusung model bisnis direct to customer (D2C) atau penjualan langsung dari pabrik tanpa perantara.