Rumor Gojek Beli Hypermart Milik Lippo, Saham MPPA dan LPPF Melejit
Beredar kabar PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek membeli saham emiten ritel pengelola Hypermart milik Grup Lippo PT Matahari Putra Prima (MPPA). Rumor ini langsung direspons oleh para pelaku pasar.
Pasar Modal
JAKARTA – Beredar kabar PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek membeli saham emiten ritel pengelola Hypermart milik Grup Lippo PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Rumor ini langsung direspons oleh para pelaku pasar.
Spekulasi tersebut dibuktikan di lantai bursa. Saham MPPA melejit 24,64% hingga menembus auto reject atas (ARA) ke level harga Rp860 per lembar pada penutupan perdagangan Kamis, 22 April 2021.
Sentimen ini juga berimbas pada kinerja saham Grup Lippo lain, yakni PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Pada kesempatan yang sama, harga saham LPPF melesat 25% menuju level Rp1.925 per lembar.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Berdasarkan informasi yang diterima TrenAsia.com, Gojek disebut-sebut melakukan pembelian saham MPPA saat pemegang saham pengendali, PT Multipolar Tbk (MLPL) melepas 11,9% kepemilikan saham MPPA pada 6 April 2021.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, perusahaan pengelola dana asal Singapura Watiga Trust Ltd memborong 7,14% saham MPPA dari 11,9% saham yang dilepas oleh MLPL pada 13 April 2021. Sehingga masih terdapat 4,76% saham MPPA yang belum diserap.
“Trimegah Sekuritas menangani perdagangan itu atas nama Gojek,” ujar sumber yang mengaku mengetahui hal tersebut, Kamis, 22 April 2021.
Dengan gambaran itu, tampaknya masuk akal jika Gojek menjadi pembeli saham MPPA tersebut. Jika dilihat dari porsinya yang di bawah 5%, membuat perusahaan raksasa teknologi lokal ini tidak wajib mengumumkan transaksi itu kepada publik.
Dugaan ini diperkuat dengan adanya rencana super merger Gojek dengan Tokopedia. Sementara itu, Tokopedia diketahui telah menandatangani perjanjian dengan Matahari Putra Prima pada Desember 2020 untuk meningkatkan penjualan online produk rumah tangga dan makanan.
Terpisah, sumber lain menyatakan bahwa transaksi pembelian saham MPPA oleh Gojek ini akan melengkapi platform online Tokopedia dengan kehadiran fisik. Sehingga, Tokopedia dapat memanfaatkan gerai dan gudang Matahari Putra Prima.
“Gojek membeli saham MPPA melalui Tokopedia,” tambah salah satu sumber yang tidak ingin identitasnya diungkap.
TrenAsia.com telah mencoba mengonfirmasi adanya rumor tersebut. Namun, manajemen Gojek belum merespons. Begitu pula dengan manajemen Matahari Putra Prima atau pun salah satu pimpinan Grup Lippo, John Riady enggan berkomentar ketika dihubungi.
Rights Issue
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan MPPA Danny Kojongian mengatakan perseroan berencana untuk peningkatan modal ditempatkan dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) bagi seluruh pemegang saham. Artinya, perseroan akan menggelar rights issue.
“Pelaksanaan HMETD tersebut direncanakan akan dilakukan selambat-lambatnya pada bulan Agustus 2021,” kata dia dalam surat kepada PT Bursa Efek Indonesia, Rabu, 7 April 2021.
Manajemen MPPA belum mengumumkan jumlah maksimum HMETD, jadwal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), hingga jadwal pelaksanaan rights issue. Sebelumnya, Watiga Trust telah membeli 537,79 juta saham atau 7,14% dari keseluruhan saham MPPA dari MLPL.
- Tidak Mampu Bayar Kupon Global, BEI Gembok Saham Garuda Indonesia
- Basis Investor Ritel Menguat, Kemenkeu Optimis SBN Ritel Diburu Investor
- 23 Perusahaan Antre IPO: Pak Erick, Masih Belum Ada BUMN di Daftar BEI
“Pada tanggal 6 April 2021, MLPL telah melakukan transaksi saham perseroan yang dimiliki sejumlah 896.327.200 saham pada harga Rp404 per saham” kata Danny.
Belum lama ini, MPPA juga kedatangan investor baru. Anderson Investments Pte Ltd (Anderson), entitas usaha dari Temasek Holdings Singapura, mengambil alih 1.402.947.000 lembar saham atau sekitar 18,63% kepemilikan saham MPPA dari Prime Star Investment Pte Ltd (PSI). Hal ini berkaitan dengan penyelesaian kewajiban PSI sehubungan dengan penerbitan hak tukar (exchangeable rights/ER).
Setelah perjanjian investasi itu terjadi sejak 31 Januari 2013, Anderson memutuskan untuk menggunakan hak tukar atas ER yang dimilikinya. Pada 26 Januari 2021, terjadilah transaksi tutup sendiri alias crossing saham MPPA dari Prime Star ke Anderson dengan harga Rp94 per saham atau senilai Rp131,88 miliar.
Angka ini sangat jauh dibandingkan dengan nilai investasi Anderson 7 tahun silam. Melalui instrumen equity linked tanpa bunga tersebut, Anderson mengucurkan dana hingga US$300 juta atau lebih dari Rp 4,2 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat) pada saat itu. (SKO)