<p>Mitra Driver Gojek menunggu customer di dekat logo Bank Jago di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Fintech

Rumor Merger Rampung, Ini Pernyataan Resmi Gojek-Tokopedia

  • Gojek dan Tokopedia hanya tinggal meminta persetujuan resmi dari pemegang saham.

Fintech
Reky Arfal

Reky Arfal

Author

JAKARTA – Kesepakatan merger dua raksasa start up PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) dan PT Tokopedia semakin jelas akan terwujud.

Dikutip dari Reuters, merujuk pada tiga sumber yang mengetahui aksi korporasi ini pada Jumat, 9 April 2021.

Gojek dan Tokopedia hanya tinggal meminta persetujuan resmi dari pemegang saham. Alibaba Group Holding dan SoftBank Group Corp termasuk dua dari investor Tokopedia. Sedangkan Gojek memiliki investor Warburg Pincus dan Tencent Holdings.

Investor umum di Gojek dan Tokopedia antara lain investor negara Singapura Temasek Holdings, Sequoia Capital, dan Google.

Pada Januari lalu, mengutip Reuters, Gojek dan Tokopedia tengah melakukan pembicaraan lanjutan merger menjelang kemungkinan pencatatan ganda (initial public offering/IPO) di Jakarta dan Amerika Serikat.

Apabila persetujuan pemegang saham diterima, start up tersebut akan menyelesaikan transaksi beberapa minggu kemudian, yaitu pada Jumat, menurut salah satu sumber.

“Syarat kesepakatan semuanya sudah disepakati. Ini mempertemukan dua perusahaan yang tidak bersaing satu sama lain,” kata sumber lain.

Sumber menolak untuk diidentifikasi karena sensitivitas masalah. Di sisi lain, Gojek dan Tokopedia pun enggan berkomentar.

“Kami memahami bahwa ada banyak diskusi yang beredar terkait isu ini, namun kami tidak dapat berkomentar saat ini. Jika ada informasi yang dapat disampaikan terkait aksi perusahaan, kami akan memberitahu teman-teman media dan para pemangku kepentingan sesegera mungkin,” ungkap Chief of Corporate Affairs Gojek Nila Marita.

“Sayangnya belum ada yang bisa kami sampaikan saat ini. Jika ada aksi korporasi, kami pasti akan menyampaikannya kepada publik,” kata Nuraini Razak, VP of Corporate Communications, Tokopedia.

Berdasarkan keterangan sumber lain, kesepakatan ini akan menghasilkan merger bernilai US$18 miliar setara Rp262,44 triliun (asumsi kurs Rp14.580 per dolar AS) dan menjadi yang terbesar di Indonesia.

Kolaborasi Ramadan
Ilustrasi merger Gojek dan Tokopedia / Repro

Sinyal kedekatan Gojek dan Tokopedia makin jelas melihat kolaborasi kedua perusahaan dalam program kampanye Ramadan.

Program kedua start up raksasa berjudul ‘Dekatkan yang Jauh, Kirim yang Bermakna’ akan memfasilitasi pengguna Tokopedia yang berbelanja pada kategori khusus ‘Parsel Ramadan’ untuk mendapatkan layanan eksklusif dari GoSend.

Kampanye ramadan tersebut akan dimulai pada 13 April hingga 12 Mei 2021 nanti. GoSend akan memberikan gratis ongkos kirim (ongkir) senilai Rp15.000 yang berlaku untuk wilayah Jabodetabek.

Sedangkan, untuk wilayah di luar Jabodetabek dan berlaku di seluruh wilayah Indonesia akan mendapatkan gratis ongkir senilai Rp10.000 dengan minimum pembelanjaan Rp30.000.

Head of Logistics Gojek Steven Halim mengatakan, kolaborasi kedua perusahaan karena tingginya permintaan layanan pengiriman barang dan parsel selama ramadan. Ramadan tahun lalu, data permintaan layanan GoSend meningkat 40% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Kolaborasi ini tidak hanya dapat menghadirkan solusi pengiriman yang cepat, mudah, dan aman bagi pelanggan, tetapi juga mendorong pertumbuhan pedagang online,” katanya, Kamis 1 April 2021.

VP of Marketing Tokopedia Hilda Kitti mengatakan bahwa pada ramadan tahun lalu, transaksi parsel makanan di Tokopedia juga melonjak hampir empat kali lipat.

Kedua start up berstatus decacorn dan unicorn ini dikabarkan sedang mencari kesepakatan dengan investor untuk merger sebagai upaya untuk menciptakan perusahaan internet terbesar di Indonesia.

Perusahaan start up bergelar unicorn adalah perusahaan yang nilai valuasi sahamnya sudah mencapai US$1 miliar atau setara dengan Rp14,5 triliun.

Start up Decacorn mempunyai valuasi 10 kali lipat dari unicorn, yaitu sebesar US$10 miliar atau setara Rp145 triliun. Terakhir, prestasi paling tinggi yang pernah disematkan kepada perusahaan start up adalah hectocorn, dengan valuasi US$100 miliar atau sekitar Rp1,45 kuadriliun. (SKO)