Rupiah Berpeluang Menguat ke Level Psikologis Rp16.000 per Dolar AS
- Posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini relatif masih kompetitif dibandingkan posisi nilai tukar negara-negara lain terhadap dolar AS.
Makroekonomi
JAKARTA - Nilai tukar rupiah berpeluang untuk kembali menguat ke level psikologis sekitar Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun ini. Di sisi lain, hingga Senin siang, 29 April 2024, nilai tukar rupiah masih di level Rp16.251 per dolar AS.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual menilai, kemungkinan rupiah kembali ke level Rp16.000 per dolar AS masih bisa terjadi, sebab perkembangan ekonomi dan geopolitik global sangat dinamis.
"Mungkin saja, karena perkembangannya sangat dinamis. Kalau saya perhatikan ini sekarang mereda, kan ketegangannya (konflik Timur Tengah), indeks dolarnya juga sedikit menurun, harga minyaknya juga menurun. Bukan tidak mungkin kembali (ke bawah Rp16.000 per dolar AS)," ujar David.
David menambahkan, meski begitu, perlu diperhitungkan nilai fundamental perekonomian lainnya seperti ekspor dan inflasi.
- Ekonomi Tidak Pasti, Ini 6 Tips Sukses Miliki Bisnis Sampingan
- Tips Agar Tidak Tertipu saat Belanja Online
- 10 Hotel Terbaik di Dunia 2024, Ada 2 dari Indonesia
“Kita tahu, inflasi pangan kita naik cukup tinggi beberapa bulan terakhir. Nah, ini mempengaruhi inflasi, ekspor-impor kita. Itu mempengaruhi juga fundamental rupiah,” kata David dikutip Senin, 29 April 20024..
David mengungkapkan, posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini relatif masih kompetitif dibandingkan posisi nilai tukar negara-negara lain terhadap dolar AS.
“Kita juga tidak menginginkan produk-produk manufaktur kita tidak bersaing. Walaupun memang kita tahu ekspor utamanya adalah komoditas. Tapi kita ingin juga kan produk-produk kita itu bersaing,” papar David.
Ia memberi contoh, ketika nilai tukar Jepang (yen) dan nilai tukar China (yuan) melemah, mata uang Korea (won) juga dibiarkan melemah untuk memastikan produk ekspor Korea tetap dapat bersaing dengan kompetitor.
“Kalau banyak penguatan terjadi dengan satu mata uang, itu bisa mengganggu ekspornya dalam jangka panjang. Jadi perlu diperhatikan juga supaya untuk di luar komoditas kita tetap dapat bersaing,” kata David dikutip dari Antara.
Akan Stabil
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memprediksi nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp16.000 per dolar AS hingga kuartal III tahun 2024. Dia juga memprediksi, nilai tukar rupiah akan bergerak stabil sepanjang tahun ini.
“Kami meyakini rupiah akan tetap stabil di sekitar Rp16.200 di kuartal II ini, dan akan menguat ke arah rata-rata Rp16.000 di kuartal III, bahkan akan menguat rata-rata Rp15.800 pada kuartal IV 2024,” pungkas Perry dalam konferensi pers, pada Rabu, 24 April 2024.
Perry menjelaskan kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25% pada bulan April dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah situasi risiko global yang semakin meningkat.
“BI Rate naik 25 bps itu untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan meningkatnya risiko global ke arah potensial risk agar tetap stabil ke depannya. Dan juga untuk pre-emptive dan forward looking untuk memastikan sasaran inflasi 2,5% plus 1%,” ungkapnya.
- Jokowi Teken UU Daerah Khusus Jakarta, Status Ibu Kota Masih Tetap
- Sri Mulyani Pastikan Kasus Hibah SLB Tertahan di Bea Cukai Selesai Hari Ini
- Saham BRPT hingga GOTO Top Gainers LQ45 Saat IHSG Sesi I Melesat
Bank sentral juga menaikkan suku bunga deposito facility sebesar 25 basis poin menjadi 5,50% dan suku bunga lending facility menjadi 25 bps menjadi 7,00%. Perry menjelaskan, peningkatan ini bertujuan untuk memastikan aliran modal asing tetap terjaga dan imbal hasil dari aset keuangan dalam negeri tetap menarik.
“Dan semuanya itu untuk mendukung upaya stabilisasi nilai tukar rupiah,” ujarnya.