<p>Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Rupiah Berpotensi Lanjut Melemah Akibat Ekspektasi Suku Bunga, Analis: Sudah Waktunya Jokowi Berikan Stimulus

  • Analis pasar keuangan sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa dalam kondisi rupiah yang tertekan seperti sekarang ini, sudah waktunya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan stimulus kepada publik.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Nilai kurs rupiah masih berpotensi melemah akibat ekspetasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).

Analis pasar keuangan sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa dalam kondisi rupiah yang tertekan seperti sekarang ini, sudah waktunya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan stimulus kepada publik melalui media.

Dikutip dari data Bloomberg, nilai kurs rupiah dibuka menguat 39 poin di level Rp15.277,5 perdolar AS setelah sebelumnya ditutup di posisi Rp15.266,5 perdolar AS pada penutupan perdagangan Rabu, 28 September 2022.

Walaupun nilai kurs rupiah dibuka menguat, namun Ibrahim mengatakan bahwa mata uang garuda kemungkinan besar masih akan melemah hari ini.

Penguatan dolar AS yang berdampak pada kemerosotan nilai tukar rupiah salah satunya disebabkan oleh ekspetasi kenaikan suku bunga yang semakin agresif dari The Fed karena para petinggi bank sentral negeri Paman Sam itu baru saja memberikan sinyal bahwa mereka tampaknya perlu menaikkan suku bunga ke kisaran 4,5-4,75%.

Selain itu, penguatan dolar AS pun dipengaruhi oleh imbal hasil Treasury AS untuk jangka waktu 10 tahun yang naik menembus 4% untuk pertama kalinya sejak 2010.

Untuk menahan pelemahan nilai kurs rupiah, Bank Indonesia (BI) terus melakukan pengawasan secara ketat dan melakukan intervensi di pasar valuta asing dan obligasi melalui perdagangan domestic non-deliverable forward (DNDF).

Selain itu, pemerintah juga melakukan intervensi dengan mensubsidi barang-barang konsumsi serta menyalurkan bantuan sosial walaupun Ibrahim mengatakan bahwa penyaluran bantuan itu secara ekonomis belum bisa membantu secara signifikan.

"Di saat intervensi BI dan pemerintah kurang berpengaruh, sudah waktunya Presiden Joko Widodo beserta tim ekonominya memberikan pengarahan dan solusi secara live di televisi berupa stimulus, guna menenangkan pasar sehingga pelemahan rupiah bisa dikendalikan," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Kamis, 29 September 2022.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah kemungkinan bergerak di kisaran Rp15.250 - Rp15.310 perdolar AS.