Ilustrasi orang membawa uang ratusan ribu rupiah di tangannya. (pexels/ahsanjaya)
Makroekonomi

Rupiah Bersama Mata Uang Asia Lainnya Menguat, Imbas Kebijakan Bank Sentral AS

  • Analis pasar uang, Lukman Leong, memprediksi rupiah hari ini akan terus mengalami penguatan terhadap dolar AS yang mengalami pelemahan tajam. Pelemahan ini dipicu oleh pernyataan bank sentral AS, Federal Reserve, yang menyatakan niatnya untuk melonggarkan kebijakan moneternya setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

Makroekonomi

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat sebesar 0,31%, ke level 15.673 pada Kamis, 21 Maret 2024. Para pengamat memperkirakan rupiah akan mengalami penguatan hari ini karena dolar melemah.

Rupiah menguat bersamaan dengan mata uang Asia lainnya. Dilansir dari Bloomberg, baht Thailand menguat 0,05%, ringgit Malaysia menguat 0,66%, yuan China menguat 0,01%, peso Filipina menguat 0,37%, dolar Singapura menguat 0,18%, dolar Hong Kong menguat 0,02%, dan yen Jepang menguat 0,55%.

Analis pasar uang, Lukman Leong, memprediksi rupiah hari ini akan terus mengalami penguatan terhadap dolar AS yang mengalami pelemahan tajam. Pelemahan ini dipicu oleh pernyataan bank sentral AS, Federal Reserve, yang menyatakan niatnya untuk melonggarkan kebijakan moneternya setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

Baca juga: Tahap Awal Penerbitan Semakin Dekat, Begini Kabar Terbaru Rupiah Digital

“The Fed mengambil sikap dovish dengan menegaskan rencana untuk memangkas suku bunga sebanyak 75 bps tahun ini,” ujar Lukman.

Rencana tersebut melampaui perkiraan investor yakni sebesar 50 bps. Pergerakan rupiah diperkirakan akan berada dalam kisaran antara 15.600 hingga 15.7500.

Sementara, pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, dolar AS mengalami pelemahan terhadap mata uang lainnya pasca pengumuman hasil rapat moneter the Fed.

Ia mengatakan, proyeksi ekonomi yang dirilis oleh The Fed pada dini hari tadi menunjukkan bahwa mayoritas anggota The Fed memperkirakan penurunan suku bunga akan terjadi dalam tahun ini menjadi sekitar 4,6% dari 5,5%, dan akan turun lagi di tahun berikutnya menjadi 3,9%.

Baca juga: IHSG Menguat Lagi, Saham MAPA, BBRI dan BBTN Layak Diburu

“Jadi, paling tidak turun 3 kali tahun ini dan 3 kali lagi di tahun depan, dengan kebiasaan The Fed yang menurunkan 25 basis poin setiap penurunan. Mendengar pernyataan Ketua Jerome Powell, kemungkinan besar akan dimulai di semester kedua,” pungkasnya.

Menurut Ariston, hasil rapat The Fed membuat pelaku pasar yakin terhadap kemungkinan penurunan suku bunga acuan, yang pada akhirnya menyebabkan melemahnya dolar AS terhadap mata uang lainnya. Rupiah pun berpotensi menguat hari ini, dengan peluang mencapai 15.630 dan potensi perlawanan (resisten) di sekitar 15.740.