Ilustrasi aktivitas di Bank BUMN.
Industri

Rupiah Diprediksi Bergerak di Kisaran Rp13.950 – Rp14,200 per dolar AS

  • JAKARTA – Nilai tukar rupiah pagi ini dibuka menguat 145 basis poin (bps) atau 1,02% di posisi Rp14.065 per dolar AS. Pada penutupan sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.210 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada 9 November juga menunjukkan penguatan menjadi Rp14.172 per dolar AS. Posisi itu terapresiasi dibandingkan hari […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Nilai tukar rupiah pagi ini dibuka menguat 145 basis poin (bps) atau 1,02% di posisi Rp14.065 per dolar AS. Pada penutupan sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.210 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada 9 November juga menunjukkan penguatan menjadi Rp14.172 per dolar AS. Posisi itu terapresiasi dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.321 per dolar AS.

Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan dari sisi internal, penguatan rupiah terjadi karena adanya optimisme terhadap Omnibuslaw atau UU Cipta Kerja yang belum ini disahkan.

“Optimisme Omnibuslaw berpotensi menarik investor asing untuk kembali berbisnis di Indonesia,” katanya melalui pesan singkat kepada TrenAsia.com, hari ini.

Utamanya pada manufaktur, Omnibuslaw dinilai bakal menaikkan kontribusi sektor ini terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 25%.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, sektor industri menjadi motor penggerak utama bagi perekonomian nasional, yakni tercermin dari sumbangsihnya yang tertinggi pada PDB sebesar 19,87% per triwulan II 2020.

Adapun dari sisi eksternal, pelaku pasar dinilai optimistis akan strategi ke depan yang bakal diterapkan oleh Presiden AS terpilih Joe Bidden.

“Ada optimisme terhadap tingginya aktifitas ekspor akibat strategi clean energy Joe Biden di AS sehingga permintaan rupiah meningkat,” jelas Lanjar.

Pelaku pasar, berekspektasi bahwa Gedung Putih dapat meningkatkan perdagangan dunia, serta kebijakan moneter akan tetap mudah ke depannya.

Di samping itu, Biden dan timnya dilaporkan sedang mengerjakan paket bantuan COVID-19 untuk membantu mengatasi pandemi yang masih merebak di Amerika Serikat.

Namun, selain dari efek Joe Biden, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra pun juga memprediksi potensi penguatan rupiah hari ini datang dari perkembangan vaksin COVID-19.

“Selain dari efek Biden, sentimen positif juga datang atas laporan pengujian vaksin dari Pfizer yang menunjukan efektifitas 90%,” ujarnya.

Menurutnya, tersedianya vaksin akan menghentikan pandemi dengan cepat yang selama ini menjadi sumber perlambatan ekonomi dunia.

Rupiah pun dinilai Ariston masih memiliki ruang untuk menguat pada kisaran Rp14.000 per dolar AS, dengan resisten di kisaran Rp14.150 per dolar AS.

Sementara itu, Lanjar memprediksi kisaran gerak rupiah hari ini di level Rp13.950 – Rp14,200 per dolar AS.