<p>Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika dan Rupiah di salah satu teller bank, di Jakarta, Rabu, 3 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Rupiah Lanjutkan Penguatan Meskipun Utang Indonesia Naik Rp121 Triliun, Kok Bisa?

  • Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, jika dihitung secara rasio terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia, utang pemerintah saat ini masih dalam batas aman, wajar, dan terkendali.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Rupiah melanjutkan penguatan meskipun utang Indonesia naik Rp121 triliun menjadi Rp7,12 kuadriliun.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Selasa, 9 Agustus 2022, nilai kurs rupiah ditutup menguat 23,5 poin di level Rp14.852,5 perdolar Amerika Serikat (AS).

Sementara, pada perdagangan sebelumnya, Senin, 9 Agustus 2022, nilai kurs rupiah ditutup menguat pula di level Rp14.876 perdolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, jika dihitung secara rasio terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia, utang pemerintah saat ini masih dalam batas aman, wajar, dan terkendali.

Oleh karena itulah mata uang rupiah masih bisa melanjutkan penguatan saat nilai utang Indonesia naik.

"Selain itu, jumlah utang pemerintah Indonesia merupakan paling kecil di dunia dibandingkan negara-negara lainnya, dan utang tersebut hanya 40% dari PDB, sedangkan negara-negara maju lainnya hingga 100% dari PDB," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Selasa, 9 Agustus 2022.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, posisi utang pemerintah hingga semester I 2022 mencapai Rp7.123,63 triliun atau setara 39,56% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Utang tersebut naik Rp121,39 triliun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp7.002,24 triliun. Utang pemerintah tersebut juga naik dibandingkan Juni 2021 sebesar Rp6.554,56 triliun.

Pinjaman ini terbagi dalam dua kategori, yakni pinjaman dalam negeri sebesar Rp14,74 triliun dan luar negeri sebesar Rp806,31 triliun.

Berdasarkan mata uang, utang pemerintah Indonesia didominasi oleh mata uang rupiah dengan rasio 70,29%.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan Rabu, 10 Agustus 2022, rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif dan bergerak menguat di kisaran Rp14.830-Rp14.890 perdolar AS.