Ilustrasi orang membawa uang ratusan ribu rupiah di tangannya. (pexels/ahsanjaya)
Makroekonomi

Rupiah Menguat Jelang Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

  • Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan dan mencapai level Rp16.217 jelang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai sengketa Pilpres pada Senin, 22 April 2024.

Makroekonomi

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan dan mencapai level Rp16.217 jelang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai sengketa Pilpres pada Senin, 22 April 2024.

Dilansir dari Bloomberg, rupiah menguat 42,50 poin atau 0,26% ke level Rp16.217 per dolar AS. Di sisi lain, indeks dolar AS melemah sekitar 0,15%, menuju posisi 105,99. Di kawasan Asia, mata uang lain di kawasan Asia mayoritas dibuka menguat.

Won Korea naik 0,09%, diikuti ringgit Malaysia menguat 0,03%, dan yen Jepang naik 0,01%. Lalu, Peso Filipina dan rupee India juga menunjukkan kenaikan sebesar 0,12% dan 0,08%.

Penguatan rupiah terjadi jelang putusan MK terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 yakni perkara No. 1/PHPU.PRES-XXII/2024 dan perkara No. 2/PHPU.PRES-XXII/2024.

Perkara pertama oleh pasangan calon nomor urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, sementara perkara kedua diajukan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Di sisi lain, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, dalam risetnya menyoroti bahwa berbagai data dari AS menunjukkan Federal Reserve mungkin akan menunda penurunan suku bunga pertama sejak tahun 2020.

Selain itu, meningkatnya ketegangan Iran dan Israel juga menjadi fokus. Presiden Fed New York John Williams, menyatakan saat ini tidak terdapat urgensi untuk menurunkan suku bunga mengingat kondisi ekonomi AS yang kuat.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memastikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tetap stabil meskipun terdapat dampak dari konflik geopolitik Iran-Israel.

BI menegaskan ekonomi Indonesia merupakan salah satu dari negara berkembang yang cukup kuat dalam menghadapi dampak rambatan global yang timbul akibat ketidakpastian penurunan suku bunga The Fed dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Bank sentral berencana melakukan beberapa langkah antisipatif untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah dengan mengelola keseimbangan supply-demand valas di market melalui tiga bentuk intervensi, khususnya di spot dan non-deliverable forward domestik (DNDF).

BI juga berencana meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong capital inflow, seperti melalui daya tarik dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan biaya hedging, serta akan berkoordinasi dan berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan terkait.

Untuk perdagangan awal minggu ini, Ibrahim memprediksi nilai tukar rupiah akan mengalami fluktuasi namun diperkirakan akan melemah dalam kisaran Rp16.210 hingga Rp16.300 per dolar AS.

Sebelumnya, dugaan serangan drone Israel ke sebuah target militer di Isfahan, Iran, pada Jumat, 19 April 2024 pekan lalu membuat pasar keuangan dunia bergejolak.

Kejadian ini tidak hanya menyebabkan penurunan nilai mata uang berbagai negara terhadap dolar AS, tetapi juga menyebabkan lonjakan harga komoditas seperti emas dan minyak mentah. Namun, karena tidak terjadi eskalasi lebih lanjut, dampak dari insiden tersebut terbatas. Secara bertahap, pasar keuangan global mulai stabil dan investor kembali normal.