Gedung Bank Mayapada di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta.
Industri

RUPSLB Bank Mayapada Sepakati Gelar Rights Issue

  • Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Mayapada Internasional Tbk pada Senin, 4 Januari 2021 menyetujui rencana perseroan untuk menggelar rights issue. Nantinya, pelaksanaannya sendiri dilakukan setelah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Mayapada Internasional Tbk pada Senin, 4 Januari 2021 menyetujui rencana perseroan untuk menggelar rights issue. Nantinya, pelaksanaannya sendiri dilakukan setelah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) XII dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), bank bersandi MAYA ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 5 miliar saham baru Seri B. Jumlahnya mencapai 42,25% dari modal disetor dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Aksi korporasi ini dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan sehingga perseroan bisa berekspansi lebih luas. “Menambah kemampuan perseroan untuk meningkatkan kegiatan usaha, kinerja, dan daya saing industri untuk mendongkrak imbal hasil nilai investasi,” tulis prospektus Bank Mayapada.

Adapun seluruh dana yang diperoleh dari PUT XIII, dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk meningkatkan kinerja dan aktiva produktif dalam bentuk kredit.

Komposisi Pemegang Saham

Sebagai informasi, komposisi pemegang saham Bank Mayapada saat ini, meliputi Dato Sri Tahir melalui PT Mayapada Karunia sebesar 26,42% dan JPMCB Na-Re-Cathay Life Insurance Co Ltd. sebesar 37,33%.

Sisanya, pemegang saham melalui pasar modal dengan kepemilikan lebih dari 5% antara lain Galasco Investments Limited sebesar 12,67%, Unity Rise Limited sebesar 7,31%, dan masyarakat sebesar 16,27%.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan mutakhir perseroan, kinerja Bank Mayapada tercatat merosot di tengah pandemi. Per kuartal III-2020, laba bersih perseroan yang dihasilkan sebesar Rp208,26 miliar. Jumlah tersebut anjlok 70,7% year-on-year (yoy), dibandingkan dengan periode yang sama 2019 yang sebesar Rp712,5 miliar.

Selain itu, pendapatan perseroan juga turun 43% yoy dari Rp6,5 triliun per kuartal III-2019 menjadi Rp3,7 triliun pada periode ini. Penurunan pendapatan ini seiring dengan beban bunga yang turun 22,2% yoy menjadi Rp3,4 triliun. Sebelumnya, beban bunga per kuartal III-2019 tercatat sebesar Rp4,5 triliun.

Adapun kredit yang disalurkan Bank Mayapada per kuartal III tahun ini sebesar Rp50,9 triliun. Angkanya lebih rendah 49,1% jika dibandingkan dengan akhir 2019 sebesar Rp69 triliun.

Untuk Non-performing loan (NPL) gross, periode ini Bank Mayapada mencatat 4,66%. Kemudian NPL nett lebih rendah, yakni 1,91%. Selain itu, dari sisi modal atau capital adequacy ratio (CAR) tercatat mengalami peningkatan dari 17,10% menjadi 19,08%, serta LDR tercatat 87,28%.