<p>Presiden Rusia Vladimir Putin/TASS</p>
Dunia

Rusia Ancam Tempatkan Rudal Nuklir Jarak Menengah ke Eropa

  • Rusia mengumumkan kemungkinan peluncuran rudal nuklir jarak menengah atau intermediate-range nuclear missiles di Eropa, sebagai sikap atas kemungkinan NATO yang akan melakukan hal yang sama atas ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Dunia

Fadel Surur

MOSKOW – Rusia mengumumkan kemungkinan penempatan sistem rudal nuklir jarak menengah atau intermediate-range nuclear missiles di Eropa, sebagai sikap atas kemungkinan NATO yang akan melakukan hal yang sama atas ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengatakan kepada kantor berita Rusia, RIA, bahwa negaranya perlu mengambil langkah agresif jika NATO tidak memperbaiki cara mereka meredakan ketegangan di Moskow, seperti dikutip TrenAsia.com dari Reuters pada 14 Desember 2021.

Ryabkov mengatakan adanya indikasi tidak langsung bahwa NATO akan menempatkan kembali sistem rudal jarak menengah berbasis darat atau intermediate-range nuclear missiles di Eropa. 

Ini dibuktikan dengan pengaktifan kembali Komando Artileri ke-56 pada bulan Oktober lalu yang menyimpan rudal dengan kemampuan nuklir dan digunakan saat Perang Dingin.

Sementara itu, NATO mengaku tidak akan ada rudal baru AS di Eropa dan akan mengatasi ancaman dari rudal terbaru Rusia dengan senjata konvensional. Namun, Ryabkov mengatakan Rusia sudah tidak percaya pada aliansi militer tersebut.

Rudal balistik dan jelajah jarak menengah dilarang di Eropa sebagai bagian dari perjanjian 1987 (Intermediate-Range Nuclear Forces/INF Treaty) yang ditujukan untuk mengatasi ketegangan saat Perang Dingin. Setelah bertahun-tahun Rusia diduga melanggar pakta tersebut dan AS pun keluar dari perjanjian tersebut pada 2019.

Pada awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut jaminan keamanan saat Ukraina dan sekutu Baratnya menyatakan kekhawatiran atas pasukan militer Rusia di perbatasan Ukraina dan kemungkinan invasi oleh Rusia. 

Putin secara khusus menyerukan “jaminan keamanan terpercaya dan jangka panjang” bahwa NATO tidak akan memperluas lebih dekat ke perbatasan Rusia. 

Amerika Serikat dan Sekutu Eropa khawatir terhadap meningkatnya pasukan Rusia di sekitar Ukraina dan menjelaskan bahwa AS dan Sekutu akan menanggapi dengan tindakan ekonomi yang berat jika terjadi eskalasi militer, kata Presiden AS Joe Biden dalam panggilan dengan Putin minggu lalu, seperti dikutip TrenAsia.com dari The Hill pada 14 Desember 2021.