Rusia Bantah soal Gagal Bayar Utang, Ini Alasannya
- MOSKOW- Rusia menepis kabar bahwa negaranya tak mampu membayar utang. Menurut juru bicara Kremlin,Dmitry Peskov, Rusia telah mengirimkan uang pembayaran utang.
Dunia
MOSKOW - Rusia menepis kabar bahwa negaranya tak mampu membayar utang. Pasalnya, pembayaran utang tersebut tertahan.
Menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Rusia telah mengirimkan uang pembayaran utang. Sayangnya, hal tersebut tak sampai ke tangan investor.
Oleh sebab itu, ia tak dapat menerima pernyataan bahwa Rusia dalam keadaan default atau bangkrut karena negaranya memiliki banyak uang untuk membayar utang.
"Pernyataan default benar-benar tidak dapat dibenarkan," kata Dmitry Peskov seperti dikutip TrenAsia.com dari Reuters Selasa, 28 Juni 2022.
Senin lalu, kementerian keuangan Rusia menyatakan uang tertahan yang dikirimkan melalui lembaga perantara keuangan asing berada di luar kendali mereka. Karenanya, negeri Beruang Merah meminta para investor bicara pergi ke agen keuangan barat untuk berbicara perihal uang yang sudah mereka kirim.
“Tidak diterimanya uang oleh investor tidak terjadi karena kurangnya pembayaran tetapi karena tindakan pihak ketiga dan yang tidak secara langsung disebut sebagai situasi default dengan mengeluarkan dokumentasi,” ujar Kementerian Keuangan Rusia Senin kemarin.
- Mulai 1 Juli 2022, Pertamina Uji Coba Layani Pertalite dan Solar bagi Pengguna Terdaftar
- Harga Emas Antam Turun Jadi Rp988.000 per Gram
- Kurs Dolar Hari Ini: Dibuka Lesu ke Rp14.836 per USD, Rupiah Masih Berpotensi Menguat
Seperti diketahui, hingga minggu lalu, Rusia terus membayar Eurobondsnya dalam mata uang asing sesuai dengan penerbitan. Pembayaran dalam konversi yakni Dolar dan Euro dilakukan pada Mei lalu.
Sayangnya, sanksi yang ditetapkan oleh AS memungkinkan hal tersebut tak bisa dilakukan, Ini tentunya berujung pada kegagalan transaksi sehingga uang yang dibayarkan tak sampai pada investor.
"Fakta bahwa Euroclear menahan uang ini dan tidak membawanya ke penerima bukanlah masalah kami. Sama sekali tidak ada alasan untuk menyebut situasi seperti itu sebagai default," tambah Dmitry.
Senin Lalu, Gedung Putih mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia telah gagal membayar obligasi internasionalnya untuk pertama kalinya dalam 24 tahun.
Mereka mengklaim hal ini terjadi lantaran sanksi besar-besaran telah secara efektif memutuskan negara itu dari sistem keuangan global.