Rusia Bawa Strategi Tahun 1500 SM ke Medan Perang Ukraina
- Cara ini akan efektif. Karena asap mengaburkan pandangan drone FPV hingga mereka tidak dapat terbang turun dan menyerang.
Dunia
JAKARTA- Drone telah menjadi hantu mengerikan dalam perang Rusia di Ukraina. Berbagai cara digunakan untuk bersembunyi dari platform kecil, murah tetapi mematikan tersebut.
Salah satu cara terbaru dilakukan rusia dengan menggunakan tabir asap atau aerosol untuk bersembunyi. Lagi-lagi ini cara kuno yang muncul di perang modern dan mungkin akan efektif.
Sebuah video menunjukkan pasukan Rusia menggunakan tabir asap tebal untuk menyembunyikan gerak maju mereka menuju kota Belogorovka. Saluran Telegram Rusia The Wrong Side yang pertama mengunggah video itu mengatakan strategi ini sangat efektif.
“Kamuflase aerosol tidak memungkinkan Angkatan Bersenjata Ukraina menggunakan drone untuk mendeteksi pergerakan pasukan kami,” kata saluran Telegram tersebut.
- United Tractors (UNTR) Kucurkan Dividen Jumbo Senilai Rp5,69 Triliun
- Gopay Bagi Donasi Rp31 Miliar Sepanjang Ramadan
- Dapat PMN, Hutama Karya Kebut Pembangunan Jalan Tol
Video drone berdurasi 34 detik tersebut menunjukkan kolom berisi sekitar selusin kendaraan Rusia yang memuntahkan jejak zat seperti asap putih. Mereka akhirnya bergabung membentuk lapisan awan yang menghalangi pandangan tentang apa yang terjadi di lapangan. Tidak jelas zat apa yang disebarkan. The Wrong Side mengklaim dengan cara ini unit Rusia berhasil menduduki beberapa benteng musuh di dekat daerah berpenduduk.
Penyebaran aerosol tersebut menggunakan kendaraan penghasil asap TDA-3. Sistem yang dipasang pada truk penggerak 6x6. TDA-3 hanya memerlukan dua awak untuk beroperasi.
Ini bukan pertama kalinya Rusia menggunakan tabir asap untuk mencoba bersembunyi dari serangan drone First Person View (FPV). Atau drone yang bertindak sebagai pengintai artileri. Keduanya telah menjadi kutukan baik bagi Rusia maupun Ukraina.
Efektif
Cara ini akan efektif. Karena asap mengaburkan pandangan drone FPV hingga mereka tidak dapat terbang turun dan menyerang. Sementara drone pengintai juga tidak dapat menentukan dengan tepat lokasi pasukan untuk melancarkan serangan artileri. Dengan semakin langkanya peluru, Ukraina tidak bisa membelanjakannya dengan harapan mendapat keberuntungan.
Rusia juga sering menggunakan asap dalam upaya melindungi Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dengan semenanjung Krimea. Jembatan tersebut telah dua kali diserang oleh Ukraina. Sekali pada bulan Oktober 2022 dan sekali lagi pada bulan Juli 2023 .
Ukraina di sisi lain juga telah menggunakan tabir asap di medan perang. Seperti tabung yang dikeluarkan oleh kendaraan tempur Bradley sumbangan Amerika. Namun aplikasi-aplikasi ini masih jauh dari apa yang terlihat di Rusia.
- CNBLUE Gelar Konser di Jakarta 25 Mei
- Proyeksi Dividen Antam (ANTM) Usai Bukukan Laba Bersih Rp3,07 Triliun
- Proyeksi Dividen Bukit Asam (PTBA) Usai Bukukan Laba Bersih Rp6,1 Triliun
Mengingat momok drone di Ukraina, kita bisa melihat taktik penyebaran asap massal ini akan lebih banyak diterapkan. Rusia kini kembali bergerak ke arah barat. Dan Ukraina dalam posisi defensive. Siapapun akan mendapatkan keuntungan besar jika menggunakan cara ini dalam banyak situasi.
Sejumlah catatan menunjukkan penggunaan tabir asap merupakan taktik perang kuno. Bahkan sudah ada sejak 1500 SM. Kini, ketika drone benar-benar menjadi momok, cara tua ini sepertinya merupakan yang paling efektif untuk melawannya.