Rusia Buka Suara Setelah China Lakukan Obrolan dengan Ukraina, Bakal Damai?
- Rusia buka suara usai sekutu dekatnya, Presiden China Xi Jin Ping melakukan perbincangan dengan Presiden Ukraina Vorodymyr Zelensky untuk pertama kalinya sejak terjadinya Invasi.
Dunia
MOSKOW- Rusia buka suara usai sekutu dekatnya, Presiden China Xi Jin Ping melakukan perbincangan dengan Presiden Ukraina Vorodymyr Zelensky untuk pertama kalinya sejak terjadinya Invasi.
Mengutip laporan AFP Jumat, 28 April 2023, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, MAria Zakharova mengatakan bahwa pihaknya mengerti keinginan China yang menawarkan diri sebagai negosiator perdamaian antara Ukraina dan negaranya.
"Kami mencatat kesiapan China dalam upaya mengadakan negosiasi," ujar Zakharova.
Meski begitu, Zakharova mengatakan bahwa kondisi saat ini belum memungkinkan adanya proses negosiasi. Pasalnya, ia menilai bahwa Ukraina akan menolak inisiatif Rusia.
Hal ini pernah diungkapkan sebelumnya oleh Kemenlu Rusia. Ia merilis pernyataan bahwa Ukraina menolak upaya damai yang ditawarkan.
- Anaknya Dilamar Kekasih, Hary Tanoe Bakal Jadi Besan Keluarga Konglomerat Tjiptodiharjo
- Makin Tajir, Berikut Daftar Pernikahan Anak-Anak Konglomerat Indonesia
- Tarif Tol Balikpapan-Samarinda Naik, Ini Daftarnya
"Pihak berwenang Ukraina dan sekutu Barat mereka menunjukkan kemampuan mereka untuk menghancurkan inisiatif damai," demikian pernyataan Kemlu Rusia.
Meski demikian, Kemenlu Rusia tetap menegaskan mereka memahami keinginan China untuk menghidupkan upaya damai.
Perlu diketahui, selama beberapa bulan belakangan, China memang terus menggaungkan seruan perdamaian di tengah perang Rusia dan Ukraina. Saat berbincang dengan Zelensky, Xi Jinping juga menyampaikan pesan serupa.
Xi mengatakan kepada Zelensky bahwa perundingan dan negosiasi merupakan satu-satunya jalan keluar dari perang.
"Terkait isu krisis Ukraina, China selalu berpihak pada perdamaian dan posisi utama kami adalah mendorong pembicaraan damai," ujap Xi Jinping dalam laporan China Central Television (CCTV).
Mengutip laporan CCTV, Xi Jinping menekankan bahwa China akan bersikap adil dan tak memihak pada satu kubu saja.
"China tak akan hanya menonton tembakan dilepaskan dari satu sisi, atau menyiramkan bensin ke api, apalagi memanfaatkan krisis itu menjadi keuntungan," ujar Xi Jinping.
"Ketika berhadapan dengan isu nuklir, semua pihak terkait harus tetap tenang dan menahan diri, benar-benar fokus ke masa depan dan nasib mereka sendiri serta umat manusia, juga mengendalikan dan mengontrol krisis," tambah Xi Jinping.
Selama ini, China memang selalu mengklaim bahwa negaranya adalah sebagai pihak yang netral dalam konflik antara Moskow dan Kyiv. China selalu menyerukan perundingan damai. Tapi di sisi lain, mereka juga tak pernah mengecam serangan Rusia ke Ukraina.
Belakangan, muncul desas-desus China memberikan bantuan senjata untuk Rusia. Meski demikian, China selalu membantah tudingan itu.