Home

Rusia Cari Cara Melawan Asteroid Yang Mengancam Bumi

  • Moskow- Sejumlah ilmuwan Rusia saat ini sedang meneliti dan mengembankgkan teknologi yang dapat memungkinkan manusia untuk menghentikan ancaman batuan luar angkasa yang membahayakan bumi. Kepala Pusat Informasi dan Analisis untuk Memastikan Keamanan Aktivitas Luar Angkasa di Rosocosmos Rusia, Igor Bakaras, mengatakan  penelitian ini mencakup berbagai proposal tentang cara menghancurkan atau mengubah arah benda langit yang […]

Home
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

Moskow- Sejumlah ilmuwan Rusia saat ini sedang meneliti dan mengembankgkan teknologi yang dapat memungkinkan manusia untuk menghentikan ancaman batuan luar angkasa yang membahayakan bumi.

Kepala Pusat Informasi dan Analisis untuk Memastikan Keamanan Aktivitas Luar Angkasa di Rosocosmos Rusia, Igor Bakaras, mengatakan  penelitian ini mencakup berbagai proposal tentang cara menghancurkan atau mengubah arah benda langit yang mengancam bumi.

Cara yang dipertimbangkan termasuk melibatkan konsep dampak kinetik, menggunakan satelit untuk memindahkan asteroid keluar dari lintasan berbahaya dengan menggunakan metode yang dikenal sebagai ‘tarikan gravitasi’, dan penggunaan berbagai solusi teknologi lain, termasuk mesin roket dan panel surya.

“Saat ini, pekerjaan di bidang-bidang ini sebagian besar terbatas pada penelitian teoritis dan pemodelan matematika dari berbagai tindakan balasan,” jelas Bakaras sebagaimana dikutip Sputnik Kamis (12/12).

Menurut pejabat tersebut, implementasi teknis dari langkah-langkah ini saat ini terhambat oleh kurangnya data yang akurat tentang karakteristik, pergerakannya, struktur serta sifat fisik dan kimia benda langit.

Selain upaya-upaya ini, Roscosmos bekerja untuk menciptakan Russian Centre for Small Celestial Bodies, yang bertugas mendeteksi dan melacak benda-benda langit, termasuk debu ruang angkasa, meteor, komet, dan asteroid yang mendekati Bumi.

Lembaga ini akan berinteraksi dengan Roscosmos, Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Kementerian Darurat dan Kementerian Luar Negeri Rusia. Lembaga tersebut juga akan bertukar informasi dengan pemerintah asing dan organisasi internasional.

Sistem pemantauan baru akan dibuat dengan mengkonsolidasikan sistem dan kapasitas pemantauan yang ada ke dalam satu jaringan, termasuk apa yang disebut Automated Warning System for Dangerous Situations in Near-Earth Outer Space.

Menurut Barakas, asteroid yang berpotensi berbahaya adalah kejadian biasa namun yang mampu menghancurkan peradaban manusia hanya terjadi sekali setiap 100 juta tahun atau lebih dengan asteroid selebar 10 km yang menghantam planet 65 juta tahun yang lalu dan diyakini telah memusnahkan dinosaurus.

“Dalam seluruh sejarah keberadaan manusia modern (sekitar 100.000 tahun), tidak ada tabrakan seperti itu,” kata pejabat itu.

Pada saat yang sama, Barakas mengatakan asteroid dengan diameter 1 km,  akan cukup untuk menyebabkan bencana global dan meninggalkan kawah dampak sekitar 20 km. Asteroid sebesar ini menyerang planet ini sekali setiap juta tahun atau lebih.

Asteroid dengan diameter hanya 100 meter dapat menyebabkan kerusakan besar, termasuk kawah ledakan selebar 2 km, atau tsunami yang dapat mengancam kota-kota pesisir jika mereka mendarat di laut. Peristiwa semacam itu terjadi setiap 3.000 tahun atau lebih.

Adapun batuan ruang angkasa yang lebih kecil yang berdiameter 15-20 meter, seperti yang jatuh di wilayah Chelyabinsk Rusia pada 2013. Asteroid jenis ini memasuki atmosfer Bumi sekitar 30 tahun sekali.

Ilmuwan Rusia telah mempelajari berbagai pilihan untuk melawan ancaman asteroid selama beberapa dekade terakhir, termasuk kemungkinan menggunakan rudal balistik antarbenua yang dikonversi untuk menembak asteroid.

Namun, awal tahun ini, sebuah studi komprehensif oleh Johns Hopkins University yang mempelajari fisika tabrakan asteroid mengungkapkan kemungkinan jauh lebih sulit untuk melakukan penghancuran batu ruang angkasa besar daripada yang diyakini sebelumnya.