fasilitas listrik ukraina.jpg
Dunia

Rusia Dipaksa Memperbaiki Infrastruktur Listrik Ukraina yang Rusak

  • Badan Energi Internasional mengatakan Ukraina dapat menghadapi kekurangan 6 GW musim dingin ini karena permintaan listrik puncak meningkat.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Serangan Rusia telah menghancurkan banyak fasilitas energi khususnya listrik milik Ukraina. Tetapi Moskow harus menahan marah ketika mereka dipaksa untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

Uni Eropa akan mengirim dana sebesar 160 juta euro atau sekitar Rp2,7 triliun (kurs Rp16.900) untuk perbaikan sektor listrik Ukraina. Dan dana itu diambil dari keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan Uni Eropa,

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada  Kamis 19 September 2024 mengatakan Rusia telah melumpuhkan sekitar 9 gigawatt  infrastruktur energi Ukraina. Ini menurutnya setara daya tiga negara Baltik. “Sudah sepantasnya Rusia membayar kerusakan yang ditimbulkannya,” katanya dikutip dari Aljazeera Jumat 20 September 2024.

Seperti diketahui aset sebesar sekitar US$300 miliar milik Rusia dibekukan di Eropa, Amerika dan sejumlah negara lain. Ini sekitar Rp4.500 triliun (kurs Rp15.300). Negara-negara G7 telah memutuskan menggunakan hasil dari aset tersebut untuk membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia. 

Salah satunya dengan mencari pinjaman sebesar US$50 miliar dolar atau sekitar Rp760 triliun. Selanjutnya pinjaman itu akan diangsur dengan hasil dari aset Rusia yang ada di negara-negara tersebut.

Berbagai upaya dilakukan untuk membantu Ukraina memperbaiki pasokan listriknya. Salah satunya dengan membongkar sebuah pembangkit listrik tenaga termal di Lithuania.  Von der Leyen mencatat bahwa Uni Eropa telah menyumbang sedikitnya 2 miliar Euro untuk sistem energi Ukraina sejak invasi besar-besaran Rusia dimulai.

Selanjutnya pembangkit itu akan dikirim ke Ukraina untuk dirakit kembali. Uni Eropa juga telah mengirimkan panel surya ke 21 rumah sakit di negara itu. Delapan di antaranya akan siap sepenuhnya pada musim dingin. Uni Eropa berharap bisa menyediakan 5 GW listrik  yang merupakan 15% dari kebutuhan Ukraina. Selain itu, Uni Eropa akan meningkatkan ekspor ke Ukraina untuk memasok 2 GW listrik.

Kebutuhan listrik masih sangat kurang. Badan Energi Internasional mengatakan Ukraina dapat menghadapi kekurangan 6 GW musim dingin ini karena permintaan listrik puncak meningkat. Direktur eksekutif Badan Enerti Internasional Fatih Birol mengatakan sistem energi Ukraina mampu melewati dua musim dingin terakhir berkat ketahanan, keberanian, dan kecerdikan rakyatnya. Selain juga solidaritas kuat dari mitra internasionalnya. “Namun musim dingin ini akan menjadi ujian terberatnya sejauh ini,” katanya.

Rusia seperti diketahui telah berulang kali menyerang infrastruktur energi Ukraina dengan rudal dan drone. Upaya ini telah dilakukan  sejak invasi skala penuhnya pada Februari 2022 dan semakin intensif baru-baru ini. Ini membuat negara itu dalam posisi genting saat cuaca dingin mendekat.

Bulan Agustus lalu Rusia melancarkan salah satu serangan udara terbesarnya terhadap Ukraina sejak dimulainya perang. Mereka dengan menembakkan lebih dari 200 rudal dan pesawat nirawak, terutama ke infrastruktur energi. Serangan itu menyebabkan pemadaman listrik di beberapa kota di Ukraina, yang memengaruhi jutaan rumah tangga. 

Bahkan sebelum serangan Moskow itu, lebih dari dua pertiga kapasitas pembangkit listrik Ukraina sebelum perang tidak beroperasi karena telah dihancurkan. Hal ini menyebabkan pemadaman listrik bergilir, yang juga dapat memengaruhi pasokan air, menjadi bagian kehidupan sehari-hari di Ukraina. Ukraina seperti diketahui juga telah menyerang infrastruktur energi Rusia terutama minyak .

Pelanggaran Hukum Humaniter

Di bagian lain Misi Pemantauan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa di Ukraina (HRMU) menilai serangan udara Rusia terhadap fasilitas listrik Ukraina mungkin melanggar hukum humaniter internasional.

Laporan lembaga itu yang diterbitkan pada hari Kamis difokuskan pada sembilan gelombang serangan antara bulan Maret dan Agustus tahun 2024 ini. HRMMU mengatakan pihaknya telah mengunjungi tujuh pembangkit listrik yang rusak atau hancur akibat serangan. Juga 28 masyarakat yang terkena dampak serangan tersebut.

Laporan itu menyebut ada alasan yang cukup untuk meyakini bahwa berbagai aspek kampanye militer untuk merusak atau menghancurkan infrastruktur pembangkit  sipil. Dan itu telah melanggar prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional. 

“Serangan itu menimbulkan risiko terhadap pasokan air, pembuangan limbah, dan sanitasi Ukraina. Juga terhadap penyediaan pemanas dan air panas, kesehatan masyarakat, pendidikan, dan ekonomi yang lebih luas,” demikian bunyi laporan tersebut.

Ukraina mengatakan penargetan sistem energinya merupakan kejahatan perang.  Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk empat pejabat dan perwira militer Rusia atas pengeboman infrastruktur listrik sipil.

Rusia di bagian lain mengatakan infrastruktur listrik merupakan target militer yang sah. Moskow juga telah menolak tuduhan terhadap pejabatnya sebagai tidak relevan.

Pada hari Kamis, operator jaringan listrik nasional Ukraina Ukrenergo mengatakan Rusia menyerang infrastruktur energi di Sumy. Serangan menyebabkan pemadaman listrik sementara di wilayah timur laut. Sembilan wilayah Ukraina diserang oleh Rusia pada Kamis malam. Ukraina mengatakan pihaknya menembak jatuh 42 drone dan satu dari empat rudal.