<p>Presiden Rusia Vladimir Putin/TASS</p>
Dunia

Rusia Gagal Bayar Utang untuk Pertama Kali Dalam 24 Tahun

  • Rusia mengalami default atau gagal membayar utang untuk pertama kalinya sejak tahun 1998 setelah melewatkan tenggat waktu hari Minggu, 26 Juni lalu.
Dunia
Fadel Surur

Fadel Surur

Author

MOSKOW - Rusia mengalami default atau gagal membayar utang untuk pertama kalinya sejak tahun 1998 setelah melewatkan tenggat waktu hari Minggu, 26 Juni lalu.

Keadaan default biasanya terjadi ketika pemerintah menolak membayar atau keadaan ekonomi yang sangat lemah sehingga mustahil melakukan pembayaran.

Rusia gagal membayarkan utang sebesar US$100 juta atau setara Rp1,4 triliun (asumsi kurs Rp14.820 per dolar AS), seperti dikutip dari BBC.

Meskipun memiliki dana yang dibutuhkan dan siap membayar, Rusia gagal memenuhi kewajibannya karena sanksi yang ada membuat pembayaran kepada kreditur internasional tidak dapat dilakukan. 

Sejak invasi ke Ukraina dimulai, Rusia telah diprediksi akan gagal membayar utangnya akibat sanksi yang dijatuhkan oleh AS dan Uni Eropa. 

Sanksi-sanksi itu membatasi akses Rusia ke jaringan perbankan internasional yang memroses pembayaran kepada investor di seluruh dunia. 

Rusia mengatakan bahwa pembayaran telah dilakukan ke Euroclear, bank yang kemudian mendistribusikan pembayaran ke investor. Namun, dana itu terhenti di sana dengan pembayaran bunga yang telah jatuh tempo pada 27 Mei lalu. 

Karena telah mencapai 30 hari sejak jatuh tempo, Rusia dianggap default.

Pihak Euroclear tidak menjelaskan apakah pembayaran itu telah diblokir, tetapi mengaku pihak bank mematuhi semua sanksi yang berlaku.  

Default juga telah tampak tak bisa dihindari saat Departemen Keuangan AS memutuskan untuk tidak memperbarui pengecualian khusus untuk aturan sanksi. Jika aturan yang berakhir pada 25 Mei itu diperpanjang, ada kemungkinan investor akan menerima pembayaran bunga dari pihak Rusia. 

Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, mengaku bahwa investor asing mengalami kesulitan dalam menerima pembayaran bunga karena beberapa faktor.

“Yang pertama adalah karena infrastruktur asing – bank koresponden, sistem penyelesaian dan kliring, penyimpanan - dilarang melakukan operasi apa pun yang terkait dengan Rusia. Yang kedua adalah investor asing secara tegas dilarang menerima pembayaran dari kami," katanya pada media Rusia, RIA Novosti.

Ia juga menolak menyebut Rusia mengalami default dan menganggap itu sebagai lelucon karena kasusnya berbeda dengan negara lain.