<p>Ilustrasi harga komoditas minyak mentah dunia / Shutterstock</p>
Dunia

Rusia Kurangi Pasokan Gas, Harga Minyak Mentah Terseret Turun 3 Persen

  • Hal ini dipicu oleh kekhawatiran resesi setelah Rusia memotong pasokan gas alam ke beberapa bagian Eropa melalui pipa Nordstream 1 selama 10 hari untuk melakukan perawatan

Dunia

Rizky C. Septania

WASHINGTON - Harga minyak mentah jatuh lebih dari 4% pada Senin malam. 

Hal ini dipicu oleh kekhawatiran resesi setelah Rusia memotong pasokan gas alam ke beberapa bagian Eropa melalui pipa Nordstream 1 selama 10 hari untuk melakukan maintenance.

Adapun harga minyak mentah WTI terpantau turun 2,37% dengan harga perdagangan kisaran US$102,55 per barel. Sementara minyak mentah Brent turun 1,86% menjadi US$105,17 per barel.

Kekhawatiran resesi telah menjadi momentum dalam beberapa pekan terakhir karena kombinasi inflasi dan kenaikan suku bunga telah menekan ekonomi AS. Inilah yang kemudian  membebani permintaan minyak sehingga menyebabkan harganya turun.

Minyak juga tampaknya telah terpukul karena kekhawatiran penurunan permintaan tambahan yang dipicu oleh kembalinya aturan penguncian yang ketat di China atas kasus baru COVID-19.

Menurut analis pasar  Hargreaves Lansdown, Susannah Streeterdalam Bussines Insider Rabu, 12 Juli 2022, penurunan yang terjadi bakal berpengaruh pada kondisi pasar keuangan  di tengah kekhawatiran masalah rantai pasokan baru dan melemahnya permintaan.

Selain itu, pembatasan gas Rusia ke berbagai bagian dari negara Eropa telah menghapus optimisme tentang prospek ekonomi. Meski penghentian bersifat sementara kekhawatiran bahwa penutupan gas alam akan menjadi permanen berakar, karena Rusia menanggapi sanksi Barat.

Ekonom Uni Eropa, Bjarne Schieldrop, kepala analis komoditas di SEB Group sebelumnya mengatakan bahwa zona euro kemungkinan akan jatuh ke dalam resesi jika pasokan gas Rusia berhenti.

"Minyak tentu saja tidak kebal terhadap resesi dan permintaan minyak yang lebih lemah dan akan diperdagangkan lebih rendah kecuali kita kehilangan minyak dalam jumlah yang lebih besar dari Rusia. Dan itu tentu saja merupakan ketidakpastian yang konstan," kata Bjarne.

Sebagai informasi, menurunnya harga minyak membalikkan prediksi Wall Street tentang masa depan komoditas.

Perusahaan-perusahaan top termasuk Goldman Sachs dan UBS telah membuat seruan bullish ke mana arah minyak, sementara Citi memperkirakan harga minyak akan menukik pada akhir tahun.