Rusia Masih Punya 4 Juta Amunisi Artileri
- Stok amunisi artileri didukung oleh produksi di dalam negeri serta meningkatnya impor dari Korea Utara
Dunia
MOSKOW- Setelah sekitar 20 bulan perang intensitas tinggi, Rusia saat ini diperkirakan masih memiliki sekitar 4 juta amunisi artileri. Julah yang cukup untuk mempertahankan tingkat tembakan pada 2024.
Menurut pusat intelijen pertahanan Estonia stok amunisi artileri didukung oleh produksi di dalam negeri serta meningkatnya impor dari Korea Utara. Kepala lembaga tersebut Kolonel Ants Kiviselg mengatakan Rusia masih memiliki sekitar empat juta peluru artileri yang tersisa.
“Ini akan cukup untuk peperangan dengan intensitas lebih rendah selama satu tahun lagi,” katanya Senin 23 Oktober 2023.
- Bank DKI Catatkan Penyaluran Kredit Rp49,96 Triliun, Segmen Ritel Terbesar
- Jawab Isu Reshuffle Kabinet, Jokowi: Mungkin Pekan Ini
- Jelang Pemilu 2024, TikTok Komitmen Lawan Penyebaran Misinformasi
Kiviselg mencatat ada laporan bahwa Korea Utara telah mengirimkan hingga 1.000 kontainer amunisi ke Rusia. Masing-masing container berisi antara 300-500 amunisi artileri. Kiviselg memperkirakan Korea Utara mungkin telah menyediakan antara 300.000-500.000 amunisi ke Rusia. Jumlah ini dapat bertahan hingga satu bulan dengan tingkat konsumsi harian saat ini sekitar 10.000 peluru per hari.
Analis militer Ukraina Kolonel Petro Chernyk pada tanggal 23 Oktober melaporkan pasukan Rusia saat ini menembakkan antara 10.000-15.000 peluru sehari. Jauh lebih rendah daripada tingkat tembakan pada musim panas 2022 yang mencapai 45.000-80.000 peluru per hari.
Namun, sumber-sumber Barat dan citra satelit telah mengkonfirmasi pengiriman Korea Utara telah meningkat secara drastis. Ini setelah pihak berwenang Rusia dan Korea Utara memulai kerja sama militer-teknis yang lebih resmi pada bulan September 2023 lalu.
Institute for the Study of War (ISW) melaporkan, berdasarkan perkiraan Barat Rusia kemungkinan akan mampu mempertahankan tingkat tembakan yang memadai secara umum di masa mendatang.
Meskipun penurunan tingkat tembakan Rusia secara keseluruhan dapat menghambat kemampuan pasukan Rusia melakukan operasi ofensif skala besar. Namun pasukan Rusia kemungkinan besar tidak akan menghadapi kekurangan yang secara kronis akan melemahkan operasi pertahanan.
Penurunan tingkat tembakan juga tidak akan memberikan keuntungan bagi Ukraina. Kyiv sejauh ini juga sangat tergantung sejauh mana sekutu internasionalnya mempertahankan kemampuan untuk memasok amunisi.
Kesiapan Rusia untuk menjalankan perang panjang juga terlihat dari peningkatan anggaran pertahanan yang luar biasa. Pemerintah Kementerian Pertahanan Inggris pada tanggal 23 Oktober melaporkan usulan anggaran pemerintah Rusia pada tahun 2024 mencakup peningkatan belanja pertahanan terencana sebesar 68 persen dibandingkan tahun 2023. Ini meningkatkan belanja pertahanan hingga 6 persen dari PDB Rusia.