Rusia Memulai Tahap Kedua Latihan Nuklir
- Latihan dilakukan di Distrik Militer Selatan Rusia dan melibatkan pelatihan gabungan unit Rusia dan Belarusia untuk penggunaan tempur non-senjata nuklir strategis.
Dunia
MOSKOW- Rusia telah memulai tahap kedua latihan nuklir dengan mempraktikkan penggunaan senjata nuklir taktis. Sebuah manuver yang diumumkan bulan lalu sebagai tanggapan terhadap apa yang diklaim Moskow sebagai ancaman provokatif dari Barat.
Latihan ini juga mengikuti peringatan Kremlin sebelumnya mengenai peningkatan risiko konfrontasi nuklir ketika sekutu Barat terus memberikan dukungan militer terhadap Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa 11 Juni 2024 mengumumkan melalui Telegram bahwa pasukan Rusia dan Belarusia telah memulai latihan nuklir tahap kedua. Latihan dilakukan di Distrik Militer Selatan Rusia dan melibatkan pelatihan gabungan unit Rusia dan Belarusia untuk penggunaan tempur non-senjata nuklir strategis.
- Harga Emas Hari Ini: Melesat Rp8.000 Per Gram
- Mengupas Bank Digital (Part 3): Gamifikasi Jadi Andalan untuk Menggaet Nasabah
- Ahli Sebut Pengambilan 75 Sampel Tidak Bisa Mewakili Keseluruhan Jalan Tol MBZ
“Latihan ini bertujuan untuk menjaga kesiapan personel dan peralatan unit untuk penggunaan tempur senjata nuklir non-strategis Rusia dan Belarusia guna menjamin kedaulatan dan integritas wilayah Negara Kesatuan tanpa syarat,” kata kementerian tersebut.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov hari ini mengatakan latihan nuklir taktis Rusia diperlukan karena ketegangan yang lebih luas di Eropa dan tindakan permusuhan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Pada saat yang sama, Peskov mengatakan dalam sebuah pengarahan bahwa latihan semacam ini adalah praktik normal.
Sejauh ini, video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan pasukan mempraktikkan penggunaan rudal balistik jarak pendek Iskander-M. Selain itu rudal balistik yang diluncurkan dari udara Kinzhal dan pesawat pengangkut MiG-31K yang terkait. Video juga menunjukkan pesawat pembom jarak jauh Tu-22M3 dipersenjatai dengan rudal supersonik Kh-22 atau Kh-32. Rudal yang juga bisa dipersenjatai nuklir.
Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko yang merupakan sekutu dekat Kremlin pada bulan April mengatakan beberapa lusin senjata nuklir taktis Rusia telah dikerahkan di negara tersebut. Tindakan ini berdasarkan perjanjian yang diumumkan tahun lalu oleh dirinya dan Presiden Rusia Vladimir Putin.