ularw33.jpg
Dunia

Rusia Mundur dari Pulau Ular

  • KYIV-Rusia pada Kamis 30 Juni 2022 secara mengejutkan menyatakan telah menarik pasukannya dari Pulau Ular yang direbut sejak awal invasinya ke Ukraina. Pulau ke

Dunia

Amirudin Zuhri

KYIV-Rusia pada Kamis 30 Juni 2022 secara mengejutkan menyatakan telah menarik pasukannya dari Pulau Ular yang direbut sejak awal invasinya ke Ukraina. Pulau kecil di Laut Hitam tersebut telah menjadi titik pertempuran yang cukup keras antara kedua belah pihak.

Namun Rusia menyatakan mundurnya mereka bukan sebagai bentuk dari kekalahan. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan langkah ini sebagai itikad baik untuk tidak menghambat upaya PBB  mengatur koridor kemanusiaan untuk mengirimkan hasil pertanian dari Ukraina.

Kremlin menyatakan dengan keputusan itu berarti Kyiv tidak dapat lagi bisa menyalahkakn bahwa krisis pangan dan ketidakmampuan untuk mengekspor biji-bijian adalah  karena kendali total Rusia atas bagian barat laut Laut Hitam.

 “Sekarang  terserah pihak Ukraina yang masih belum membersihkan garis pantai Laut Hitam, termasuk perairan pelabuhan,” kata Kementerian Pertahanan Rusia .

Pejabat Ukraina juga telah mengkonfirmasi bahwa pasukan Rusia telah ditarik dari Pulau Ular. Kepala kantor Presiden Zelensky, Andriy Yermak, mengatakan tidak ada ada lagi pasukan Rusia di pulau strategis tersebut.

 "KABOOM! Tidak ada lagi pasukan Rusia di Pulau Ular,” tulisnya di Twitter. Dia juga mengklaim angkatan bersenjata mereka  melakukan pekerjaan yang hebat.

Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina, Pulau Ular diberi status vital dan hampir mistis dalam perang.   Pulau Ular atau Zmiinyi hanya memiliki luas kurang dari satu  kilometer persegi. Tetapi  nasibnya adalah elemen utama perang.

Posisi pulau ular/BBC

Sejumlah pakar mengatakan ketika  pasukan Rusia berhasil menduduki Pulau Ular dan mengatur sistem pertahanan udara jarak jauh, mereka akan menguasai laut, darat dan udara di bagian barat laut Laut Hitam dan di selatan Ukraina. 

Secara historis, Pulau Ular adalah wilayah Rumania sampai diserahkan pada tahun 1948 ke Uni Soviet. Tempat ini digunakan sebagai  pangkalan radar.

Fungsi utama Pulau Ular yang paling signifikan adalah kedekatannya dengan Odesa. Daerah ini  itu sering digambarkan sebagai pintu gerbang ke pelabuhan unggulan Ukraina. Secara teori, siapa pun yang menguasai sebidang tanah ini juga mengontrol akses ke Odesa. Pulau Ular dapat menjadi vital untuk mencegah krisis pangan global yang meluas. Ini  mengingat Ukraina pernah mengekspor sekitar 4,5 juta ton makanan per bulan melalui Odesa sebelum pelabuhan itu diblokade oleh Rusia.

Ukraina telah berulang kali melakukan serangan ke pulau tersebut. Beberapa video menunjukkan mereka bisa menghancurkan sejumlah fasilitas termasuk sistem pertahanan udara. Tetapi Kyiv tidak berusaha menduduki pulau tersebut karena justru akan menjadikan mereka sasaran empuk lawan.

 Kyiv mengatakan pasukannya  telah meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak dari pantai pada 21 Juni 2022. Serangan  menghancurkan kendaraan militer Rusia, sistem pertahanan udara dan radar di pulau tersebut.

Namun Militer Rusia membantah klaim tersebut, dengan mengatakan mampu menggagalkan serangan dengan menembak jatuh 13 dari 15 drone Ukraina.

Ini bukan pertama kalinya Ukraina menargetkan posisi Rusia di sekitar pulau itu. Pada 17 Juni, Kyiv mengklaim telah menenggelamkan kapal tunda yang mengangkut amunisi ke pasukan Rusia. Ini terjadi setelah Ukraina melancarkan beberapa serangan pada bulan Mei mencoba untuk merebut kembali Pulau Ular. Sebagai tanggapan, militer Rusia memperkuat kehadirannya di sana.

Masalahnya adalah sangat sulit untuk menjaga pulau ini tetap dipasok dengan baik. Hal ini  karena setiap kapal yang pergi ke sana berada dalam jangkauan peluncur roket Ukraina. Terlebih saat ini Ukraina memiliki sistem Himars dan rudal antikapl Harpoon. Ini memberikan tantangan yang semakin tinggi bagi Rusia untuk memasok pulau tersebut.