Peta Ukraina-Rusia
Dunia

Rusia Rilis Daftar Negara yang Masuk Kategori ‘Musuh’

  • Pemerintah Federasi Rusia telah merilis daftar negara dan teritori yang dianggap tidak bersahabat terhadap negara, perusahaan, dan warga Rusia.

Dunia

Fadel Surur

MOSKOW - Pemerintah Federasi Rusia telah merilis daftar negara dan teritori yang dianggap tidak bersahabat terhadap negara, perusahaan, dan warganya.

Adapun, daftar yang dirilis adalah negara dan teritori yang memberlakukan atau bergabung dalam pemberlakuan sanksi terhadap Rusia. Terutama setelah dimulainya agresi terhadap Ukraina, seperti dikutip TrenAsia.com dari portal berita negara Rusia, TASS pada 8 Maret 2022.

Beberapa negara yang masuk daftar itu terdiri dari Amerika Serikat dan Kanada, seluruh negara-negara Uni Eropa dan NATO, Britania Raya termasuk Jersey, Anguilla, Kepulauan Virgin Britania Raya, Gibraltar, Ukraina, Montenegro, Swiss, Albania, Andorra, Islandia, Liechtenstein, Monaco, Norwegia, San Marino, Makedonia Utara, dan Jepang, Korea Selatan, Australia, Micronesia, Selandia Baru, Singapura, dan Taiwan. 

Tindakan tersebut ditandatangani oleh Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin, seperti dikutip dari News Week.

Daftar itu mengikuti peraturan presiden yang dirilis pada 5 Maret yang mengizinkan pemerintah, perusahaan, dan warga Rusia untuk membayar utang kepada kreditur asing dari negara-negara dalam daftar dengan rubel Rusia.

Langkah ini adalah tanggapan atas sanksi yang melumpuhkan Rusia oleh banyak negara-negara atas invasi ke Ukraina.

Negara-negara Barat telah mengumumkan sanksi berat terhadap Rusia dan beberapa bank nya dari SWIFT, jaringan keamanan tinggi yang memfasilitasi pembayaran di antara 11.000 lembaga keuangan. Langkah ini menghambat kemampuan bank sentral Rusia untuk menyebarkan cadangan internasional Rusia.

Sanksi yang diberlakukan juga menyebabkan mata uang Rusia dan harga saham perusahaan Rusia di luar negeri anjlok.

Sementara itu, juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov mengaku bahwa negara memiliki cadangan yang cukup bagi ekonomi, seperti dikutip dari Metro. Ia juga mengaku pasar keuangan tengah mengalami reaksi ‘emosional’ yang akan segera membaik.