AN-22 ANTEY.jpg
Tekno

Rusia Segera Pensiunkan Pesawat Legendaris An-22 Antey

  • Dirancang dan dibangun perusahaan Antonov yang berbasis di Kyiv,  prototipe An-22 mengudara pada 27 Februari 1965. Pada saat itu, pesawat ini merupakan pesawat terberat di dunia,

Tekno

Amirudin Zuhri

MOSKOW-Rusia dilaporkan akan mempensiun pesawat angkut berat An-22. Sebuah pesawat legendaris  era Soviet yang dibangun Ukraina.

Letjen Vladimir Venediktov, komandan Penerbangan Transportasi Militer Rusia dilaporkan Laporan dari lembaga penyiaran milik negara Rusia VGTRK mengkonfirmasi rencana tersebut. Pesawat akan dihentikan sebelum akhir tahun ini. “An-22 akan berhenti beroperasi pada tahun 2024,” katanya.

Saat ini hanya segelintir pesawat  bertenaga turboprop tersebut yang masih dioperasikan oleh Angkatan Udara Rusia. Dan keberadaan mereka yang terus berlanjut menunjukkan adanya masalah dalam mengirimkan pesawat angkut berat generasi baru. Berdasarkan perkiraan terakhir hanya lima An-22 yang masih aktif di Resimen Penerbangan Angkut Militer Rusia.

Dirancang dan dibangun  perusahaan Antonov yang berbasis di Kyiv,  prototipe An-22 mengudara pada 27 Februari 1965. Pada saat itu, pesawat ini merupakan pesawat terberat di dunia, sehingga mendapat julukan Antey . Kata yang diambil dari nama raksasa Antaeus dalam mitologi Yunani. Sementara NATO menunjuknya sebagai Cock. Hanya dua bulan setelah penerbangan pertamanya, An-22 diperlihatkan kepada dunia di Paris Air Show.

Fitur Unik

Di antara fitur-fitur utama An-22 adalah empat mesin turboprop besar Kuznetsov NK-12MA. Masing -masing mesin berkekuatan lebih dari 14.805 tenaga kuda. Mesin menggerakkan baling-baling kontra-rotasi delapan bilah dengan diameter lebih dari 20 kaki. Versi mesin yang sama, sekali lagi dengan baling-baling yang berputar berlawanan juga menggerakkan pembom Tupolev Tu-95 Bear .

Fitur tidak biasa lainnya termasuk roda pendaratan yang dirancang untuk operasi di medan kasar. Pintu roda dibuka hanya sebentar untuk memungkinkan roda dipasang. Sebelum ditutup kembali untuk melindungi bagian dalam dari debu dan lumpur.

Juga  terdapat empat bom suar yang disediakan untuk menerangi area pendaratan. Sementara sejumlah bom lainnya dapat dibawa di bawah sayap. Ini menjadikan An-22 sebagai pembom darurat jika diperlukan.  Berbeda dengan pandangan Barat, hal ini telah lama menjadi ciri pesawat angkut militer Soviet dan Rusia. Tidak seperti pesawat angkut Soviet atau Rusia lainnya, An-22 tidak dipersenjatai dengan senjata pertahanan di bagian ekor. Tetapi dapat dilengkapi dengan peluncur untuk penanggulangan radar dan inframerah.

Mencerminkan sifat program yang terdistribusi produksi seri An-22 dipercayakan ke sebuah pabrik di Tashkent. Wilayah yang saat itu merupakan Republik Sosialis Soviet Uzbekistan. Antara tahun 1966 hingga 1976, total 68 pesawat telah diselesaikan. Termasuk dua prototipe yang dibuat di Kyiv. Setelah 38 versi awal An-22, pabrik Tashkent beralih ke model An-22A yang lebih baik. Versi ini mengatasi berbagai masalah yang muncul di awal program, termasuk sepasang kecelakaan fatal yang terkenal pada tahun 1970.

An-22 pertama dikirim ke militer Soviet pada bulan Januari 1969. Dan  jenis ini memainkan peran penting hingga runtuhnya Uni Soviet. Yang paling berguna adalah kemampuan pesawat untuk menampung muatan berukuran besar. Mereka termasuk sistem rudal lengkap, serta kendaraan militer besar dan berat. Pesawat dapat mengangkut kargo hingga 60 ton. Alternatifnya, ruang kargo An-22 memiliki ruang untuk 151 pasukan terjun payung atau 292 pasukan standar.Bongkar muat barang kargo besar lebih mudah dengan jalur pemuatan besar di bawah bagian ekor. 

An-22 mendukung militer Soviet di seluruh dunia. Termasuk operasi di Afghanistan dan Chechnya. Pesawat secara rutin juga digunakan untuk mengirimkan senjata dan perlengkapan ke sekutu Moskow. Mereka juga dipekerjakan untuk peran kemanusiaan. Termasuk sebagai bagian dari respons terhadap gempa bumi Armenia pada tahun 1988.

Mengutip the War Zone, pada awal tahun 2000-an hanya terdapat kurang dari 30 An-22 yang tersisa dalam pelayanan di satu pangkalan udara  Migalovo. Dari jumlah itu  hanya sembilan di antaranya yang layak terbang. Namun, militer Rusia berencana merombak sebagian besar dari mereka, untuk memperluas karier operasional antey.

An0124 Condor

An-124 Condor

Namun pada titik ini, Rusia telah mengoperasikan pesawat angkut super berat An-124 Condor dalam jumlah yang hampir sama. Pesawat, yang mulai beroperasi pada tahun 1980-an dan mampu membawa muatan 136 ton. Tersedia dalam jumlah yang jauh lebih besar adalah Ilyushin Il-76 Candid, yang mampu membawa lebih dari 47 ton.

Alasan Rusia tetap menggunakan An-22 veteran adalah fakta bahwa ruang kargonya lebih luas dibandingkan Il-76. Dan juga lebih murah untuk dioperasikan berdasarkan biaya per jam terbang, dibandingkan An-124 yang lebih berat. .

Namun rencana modernisasi gagal. Dan saat ini hanya lima An-22 yang masih beroperasi di Migalovo dan sedang menuju masa pensiun. Pesawat keenam masih sempat dioperasikan oleh Biro Desain Antonov di Kyiv. Namun pesawat juga rusak parah selama pertempuran di Bandara Hostomel pada awal invasi Rusia. Pertempuran di Hostomel juga menyebabkan hilangnya satu-satunya An-225. Pesawat angkut terbesar di dunia.

An-225

An-22 dan An-124 yang berasal dari Ukraina kini menjadi ironi. Terutama mengingat pentingnya jenis An-124 bagi Angkatan Bersenjata Rusia. Dengan permintaan yang terus-menerus terhadap angkutan udara angkat berat, Rusia telah berusaha untuk mengembalikan produksi An-124. Namun  berulang kali  frustrasi karena kurangnya mesin yang cocok. 

Pesawat ini menggunakan turbofan D-18T  buatan  Motor Sich  Ukraina. Motor Sich juga menjadi satu-satunya perusahaan yang mampu merombak mesin tersebut sehingga mengurangi ketersediaan armada An-124 Rusia. Rencana untuk mengembangkan penerus An-124 yang serba baru sejauh ini juga gagal terwujud. Hal ini juga menimbulkan masalah bagi NATO dan negara-negara Barat lainnya. Mereka bergantung pada An-124 sewaan untuk banyak kebutuhan transportasi super berat mereka.

Dengan mempertimbangkan masalah-masalah ini dapat diperkirakan  jumlah An-124 juga akan semakin berkurang. Dan mungkin karier militernya akan sama lamanya dengan pendahulunya yang bermesin turboprop, Antey yang legendaris.