Ilustrasi pesawat F-16.
Dunia

Rusia Tuduh Jet Tempur F-16 Milik AS Bawa Senjata Nuklir Jika Dikirim ke Ukraina

  • Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa jet tempur F-16 buatan AS dapat mengakomodasi senjata nuklir.
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa jet tempur F-16 buatan AS dapat mengakomodasi senjata nuklir. Ia juga memperingatkan bahwa memasoknya ke Ukraina akan meningkatkan konflik lebih lanjut.

"Kita harus ingat bahwa salah satu modifikasi F-16 dapat 'mengakomodasi' senjata nuklir," kata Lavrov dalam pidatonya di sebuah pangkalan militer di Dushanbe di Tajikistan sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Reuters Rabu, 7 Mei 2023.

Lavrov menambahkan bahwa jika mereka tidak memahami ini, maka mereka tidak berharga sebagai ahli strategi dan perencana militer.

Menanggapi pernyataan yang dilontarkan Rusia, juru bicara Gedung Putih John Kirby  menolak untuk membahas kemampuan nuklir pesawat tempur F-16. Meski begitu, Ia mencatat bahwa Presiden AS Joe Biden  konsisten bahwa dia tidak ingin melihat perang meningkat dan  tidak pernah mengacu ke ranah nuklir.

“Tujuan penyediaan pesawat tempur canggih adalah untuk membantu Ukraina mempertahankan diri mempertahankan wilayah udaranya dan periode integritas teritorialnya,” kata Kirby.

Serukan Tinggalkan Ukraina

Pada kesempatan yang sama, Kirby menyerukan pada Lavrov agar pasukan Rusia segera meninggalkan Ukraina.

"Jika Anda mengkhawatirkan kemampuan militer Ukraina, maka Anda harus membawa pasukan Anda dan meninggalkan Ukraina," ujar Kirby.

Sebagai i formasi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah lama meminta jet F-16. Ia mengatakan penampilan mereka dengan pilot Ukraina akan menjadi sinyal pasti dari dunia bahwa invasi Rusia akan berakhir dengan kekalahan.

Biden mengatakan kepada para pemimpin G7 bulan lalu bahwa Washington mendukung program pelatihan sekutu bersama untuk pilot Ukraina pada pesawat tempur F-16.

Meski begitu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan tidak ada keputusan akhir tentang pengiriman pesawat Washington.