Saat COVID-19 Melanda, Ekspor Produk Ternak Melejit 30%
Di tengah wabah virus corona (COVID-19) yang tengah melanda, ekspor produk peternakan justru meroket 30% dengan nilai Rp1,7 triliun.
Industri
Di tengah wabah virus corona (COVID-19) yang tengah melanda, ekspor produk peternakan justru meroket 30% dengan nilai Rp1,7 triliun.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor sub sektor peternakan pada Januari–Februari 2020 mencapai Rp1,7 triliun, meningkat 30% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,3 triliun.
“Selain itu, pada April 2020, ada perusahaan sub sektor peternakan yang telah memastikan akan melaksanakan ekspor ke beberapa negara dengan total nilai Rp538,12 miliar,” katanya di Jakarta, Senin 6 April 2020.
Lebih lanjut Ketut memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang terus berupaya menggenjot ekspornya. Untuk April ini, perusahaan yang telah melaporkan rencana ekspornya antara lain yaitu PT Sinar Indochem dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang akan ekspor pakan ke Timor Leste masing-masing sebanyak 240 ton dan 60 ton dengan total nilai ekspor mencapai Rp1,57 miliar.
Selain itu tercatat juga ada PT Greenfields Indonesia yang akan mengekspor susu dan produk susu olahan ke Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam sebanyak 417 ton dengan nilai mencapai Rp5,67 miliar. Sementara itu, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) akan mengekspor hatching egg ke Myanmar serta day old chicken (DOC) ke Timor Leste sebanyak masing-masing 625.000 butir dan 18.000 ekor dengan total nilai mencapai Rp3 miliar.
“Sesuai dengan arahan Bapak Menteri, kami akan terus mendorong dan memfasilitasi perusahaan-perusahaan yang berencana akan ekspor produk peternakan,” tambah Ketut.
Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Fini Murfiani menambahkan bahwa perusahan yang memproduksi sarang burung walet (SBW) yaitu PT Ori Ginalnest Indonesia juga akan mengekspor SBW ke Amerika Serikat, China, dan Australia sebanyak 780 kilogram dengan nilai sebesar Rp24,96 miliar.
Tak ketinggalan, Fini juga menerangkan bahwa terdapat beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri obat hewan yang akan mengekspor obat hewan jenis vaksin dan biologis sebanyak 343.582.000 dosis, farmasetik, dan premix sebanyak 23.922 Ton ke China, Jepang, Australia, dan ke lebih dari 30 negara lainnya.
“Nilai ekspor obat hewan tersebut nantinya mencapai Rp502,66 miliar,” ungkapnya. (SKO)