<p>Petugas PLN merekam pencatatan meteran listrik di rumah warga kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa 30 Juni 2020. PLN memastikan seluruh petugas pencatatan meter mendatangi langsung rumah pelanggan pascabayar untuk digunakan sebagai dasar perhitungan tagihan listrik bulan Juli 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Saat Konsumsi Turun, Tapi Kapasitas Listrik Justru Naik Jadi 71 GW

  • JAKARTA – Di tengah loyonya konsumsi listrik akibat pandemi COVID-19, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pertumbuhan kapasitas pembangkit sebesar 71 Giga Watt (GW) per Juni 2020, naik 1,3 GW dibandingkan akhir 2019 sebesar 69,7 GW. Di saat yang sama, Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengungkapkan konsumsi listrik justru ampbels hingga minus 7,06% pada […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Di tengah loyonya konsumsi listrik akibat pandemi COVID-19, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pertumbuhan kapasitas pembangkit sebesar 71 Giga Watt (GW) per Juni 2020, naik 1,3 GW dibandingkan akhir 2019 sebesar 69,7 GW.

Di saat yang sama, Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengungkapkan konsumsi listrik justru ampbels hingga minus 7,06% pada Juni dibanding Januari 2020.

“Dalam mewujudkan prinsip kecukupan, pemerintah berupaya mengimplementasikan perencanaan kebutuhan listrik nasional, diantaranya memastikan program 35.000 MW dapat berjalan,” kata Arifin dalam diskusi secara virtual, Rabu, 23 September 2020.

Arifin merinci bahwa kontraksi konsumsi listrik terjadi secara merata di banyak daerah. Rinciannya, Sumatera Barat (-7,12%), Sulawesi Selatan Tenggara (-7,68%), Bali (-32,87%).

Sementara, Jawa Timur (-6,33%), Jawa Tengah (-6,28%), Jawa Barat (-10,57%), Banten (-12,82%), dan Distribusi Jakarta Raya & Tangerang (-5,62%).

Dibandingkan Tahun Lalu

Meski begitu, konsumsi listrik secara year on year (yoy) secara nasional masih tumbuh 5,46%. Adapun sektor industri tumbuh (41%) dan rumah tangga (37,45%), sektor bisnis (15,71%) dan publik (5,84%).

“Di mana masih menjadi topangan utama dalam mendukung realisasi konsumsi listrik per kapita,” tambah Arifin.

Tidak hanya itu, dalam paparannya Arifin menjelaskan telah terjadi peningkatan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sejak 2018.

Merujuk data Kementeria ESDM, hingga Juni 2020 kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebesar 35.220 MW, PLT Gas/PLT Gas dan Uap/PLT Mesin Gas (20.537 MW), PLT Air/Minirohidro/Mikrohidro (6.096 MW).

Selain itu, ada PLT Diesel (4.781 MW) dan PLT Panas Bumi (2.131 MW), dan PLT EBT lainnya (2.200 MW). Tercatat, pembangkit EBT menyumbang 14,69% atau 10.467 Mega Watt (MW) dari total kapasitas terpasang.

Sedangkan kenaikan per daerah  antara lain Sumatera sebesar 14,7 GW dari sebelumnya 14,3 GW, Kalimantan dari 4,0 GW menjadi 4,4 GW. Sulawesi tetap sebesar 5,6 GW, Maluku – Papua menjadi 1,5 GW dari 1,4 GW dan Jawa-Bali-Nusa Tenggara menjadi 44,8 GW dari sebelumnya 44,4 GW.

Sementara untuk kepemilikan, dari total kapasitas terpasang yang ada PLN masih berperan besar, yakni 43.047 MW atau 60,7%. Lalu, Independent Power Producer (IPP) sebesar 18.816 MW atau 26,5%, Izin Operasi sebesar 5.645 MW atau 7,7%, Public Private Utility sebesar 3.583 MW atau 5%, dan Pemerintah 55 MW atau 0,1%.