Saat Negara Eropa Akui Negara Palestina, Diplomat AS Justru Dorong Penghancuran
- Haley diduga menulis kata-kata "Hancurkan mereka!" pada peluru artileri militer Israel selama kunjungan ke negara zionis tersebut. Pengakuan Palestina oleh beberapa negara Uni Eropa, seperti Norwegia, Spanyol, dan Irlandia, telah menimbulkan reaksi keras dari Israel, yang mengeluarkan peringatan dan ancaman konsekuensi.
Dunia
JAKARTA - Mantan Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, menjadi pusat perhatian setelah kontroversi baru meletus selama kunjungannya ke zona konflik pada akhir pekan Memorial Day.
Haley diduga menulis kata-kata "Hancurkan mereka!" pada peluru artileri militer Israel selama kunjungan ke negara zionis tersebut.
Haley melakukan tur ke sebuah komunitas yang diserang oleh militan Hamas pada 7 Oktober, kurang dari 24 jam setelah serangan Israel menewaskan 45 warga Gaza di sebuah perkemahan pengungsi akibat perang.
Reaksi terhadap tindakan Haley dalam kunjungannya ini sangat beragam. Banyak yang mengecamnya atas dugaan mendorong kekerasan dengan menuliskan kata-kata yang provokatif pada peluru artileri, sementara yang lain membela tindakannya sebagai ekspresi solidaritas dan dukungan terhadap pihak yang terkena dampak konflik.
Namun, beberapa pihak menyoroti bahwa tindakan Haley ini menciptakan ketegangan baru dalam upaya penyelesaian damai di wilayah konflik.
Mereka menekankan pentingnya pemimpin dunia untuk mengutamakan dialog, diplomasi, dan penyelesaian konflik secara damai daripada retorika yang memperburuk situasi.
- Saham Antam (ANTM) Longsor Usai Kejagung Tetapkan Eks GM sebagai Tersangka Korupsi Emas
- Sepak Terjang Destry Damayanti, Calon Tunggal Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia
- Asing Ramai-ramai Jual Saham Big Cap, IHSG Drop 1 Persen Lebih
Pengakuan Palestina Oleh Uni Eropa
Pengakuan Palestina oleh beberapa negara Uni Eropa, seperti Norwegia, Spanyol, dan Irlandia, telah menimbulkan reaksi keras dari Israel, yang mengeluarkan peringatan dan ancaman konsekuensi.
Menteri Luar Negeri Israel, Katz, menegaskan bahwa pengakuan tersebut dianggap sebagai serangan terhadap kedaulatan Israel.
Namun, beberapa analis melihat tindakan ini sebagai indikasi semakin terisolirnya Israel di panggung dunia.
Phyllis Bennis, seorang penulis dan peneliti di Institute for Policy Studies di Washington, DC, menekankan bahwa langkah-langkah tersebut menandai peningkatan tingkat isolasi Israel dan pendukungnya di Amerika Serikat.
- Saham Antam (ANTM) Longsor Usai Kejagung Tetapkan Eks GM sebagai Tersangka Korupsi Emas
- Sepak Terjang Destry Damayanti, Calon Tunggal Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia
- Asing Ramai-ramai Jual Saham Big Cap, IHSG Drop 1 Persen Lebih
Dia juga mencatat bahwa semakin banyak negara yang memberikan dukungan diplomatik terhadap hak-hak Palestina, yang menempatkan Israel dalam posisi yang semakin terisolasi secara internasional.
Pertanyaan tentang peran dan tanggung jawab pemimpin dunia dalam mengelola konflik yang rumit dan berpotensi mematikan menjadi semakin relevan.
Ketegangan yang terus meningkat dalam konflik regional dan global menyoroti urgensi untuk mencari solusi damai yang dapat mengakhiri siklus kekerasan dan penderitaan yang berkelanjutan bagi warga di wilayah tersebut.
Kontroversi seputar Haley dan pengakuan Palestina oleh beberapa negara Eropa mencerminkan ketegangan yang terus meningkat dalam konflik regional dan global, sambil menimbulkan pertanyaan tentang peran dan tanggung jawab pemimpin dunia dalam mengelola situasi yang rumit dan berpotensi mematikan.