<p>Gedung PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) / Facebook @MaybankIndonesia</p>
Industri

Saat Pandemi, Laba Maybank Indonesia Naik 7 Persen

  • JAKARTA – PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatat kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar 7% menjadi Rp809,7 miliar pada semester I-2020. Kinerja tersebut didukung oleh peningkatan pendapatan non bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan (sustained strategic cost management). Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatat kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar 7% menjadi Rp809,7 miliar pada semester I-2020.

Kinerja tersebut didukung oleh peningkatan pendapatan non bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan (sustained strategic cost management).

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, kenaikan pendapatan fee based sebesar 1,4% menjadi Rp1,2 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah tersebut mencakup pendapatan fee non rutin sebesar Rp101,0 miliar dari hasil penyelesaian arbitrase domestik.

“Bila pendapatan fee non rutin tidak diperhitungkan, perseroan mencatat kenaikan fee 11 persen berasal dari fee global market, bancassurance dan wealth management, serta biaya transaksi e-channel,” ungkapnya dalam paparan publik daring, Kamis, 24 September 2020.

Adapun rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) berada pada tingkat yang sehat sebesar 94,2%. Kemudian rasio cakupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) berada di level 152,4% per Juni 2020, melampau kewajiban minimum sebesar 100%.

Direktur Utama PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) Taswin Zakaria / Facebook @MaybankIndonesia

Kredit Melambat

Kendati demikian, sejalan dengan kondisi pasar saat ini, perseroan mengalami perlambatan kredit sebesar 14,6% menjadi Rp115,7 triliun.

Meskipun begitu, posisi modal perseroan tetap kuat. Terbukti dari rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 22,1% atau senilai Rp26,4 triliun pada Juni 2020. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan 19,1% senilai Rp26,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, profil pendanaan perseroan terus menguat. Tercermin dari peningkatan rasio CASA sebesar 33,1% pada Juni 2019, menjadi 40% pada Juni 2020.

Menurutnya, peningkatan tersebut merupakan hasil penerapan strategi Maybank dalam mengurangi pendanaan berbiaya tinggi melalui penyediaan layanan cash management berbasis perbankan digital.

Genjot Digital 

Di tengah kondisi yang menantang saat ini, ujarnya, perseroan telah meningkatkan peluang bisnis dengan mengoptimalkan layanan perbankan digital, Maybank2u (M2U).

Transaksi keuangan melalui platform tersebut melejit 136% menjadi 4,5 juta transaksi pada semester I-2020. Selain itu, tercatat 34.000 pembukaan rekening tabungan atau deposito, serta lebih dari 45.000 rekening baru.

Taswin menjelaskan, aplikasi M2U tidak hanya menyediakan layanan pembukaan rekening, melainkan juga menyediakan fitur QR Pay, serta kanal pembayaran lainnya. 

“Kondisi pasar saat ini membuat Maybank Indonesia lebih inovatif dalam memanfaatkan teknologi,” tuturnya. (SKO)