Industri

Saat Pandemi, Masyarakat Borong Investasi Obligasi Ritel Hingga Tembus Rp12,97 Triliun

  • Animo masyarakat yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kebiasaan berinvestasi walaupun di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menetapkan hasil penjualan obligasi ritel seri ORI018 senilai Rp12,97 triliun. Nilai ini jauh melampaui target yang ditetapkan sebelumnya, yakni Rp5 triliun.

Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Kemenkeu, Deni Ridwan mengungkapkan, tingginya penjualan ORI018 ini menunjukkan bahwa animo masyarakat terhadap surat berharga negara (SBN) masih cukup tinggi. Terlebih jika mengingat waktu penawaran ORI018 yang terbilang singkat, yakni hanya 6 hari (15-21 Oktober 2020).

Belum lagi jika melihat kupon bunga SBN ritel terakhir ini yang hanya 5,7%. Nyaris terpaut 1% dibandingkan dengan bunga ORI017 yang mencapai 6,4%.

“Animo masyarakat yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kebiasaan berinvestasi walaupun di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi,” terang Deni dalam rilis resmi, Jumat 23 Oktober 2020.

Dengan tambahan dana dari ORI018 ini, artinya pemerintah telah mencatatkan total Rp71,37 triliun dana dari SBN ritel sepanjang 2020.

Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi pembiayan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Dana hasil penjualan ORI018 tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2020, termasuk untuk program PEN,” terang Deni.

Sebagaimana diketahui, penjualan ORI018 bukanlah satu-satunya seri SBN ritel yang berhasil melampaui terget tahun ini. Sebelumnya ada juga SBN ritel seri SR013 yang mampu menembus Rp25,66 triliun. Padahal target awalnya hanya Rp5 triliun.

Selain itu, ada pula ORI017 yang berhasil melampaui terget awal Rp10 triliun dengan penjualan akhir mencapai Rp18,33 triliun. Lalu SR012 yang mencapai penjualan Rp12,14 triliun dari target awal Rp10 triliun. (SKO)