Saat Pekerjaan Sulit Dicari, Justru Banyak Orang Mengalami Kekurangan Bakat Parah
- Kenyataannya adalah bahwa jumlah lowongan pekerjaan terbesar ada di industri kerah biru seperti tenaga kerja kasar
Gaya Hidup
JAKARTA- Pandemi Covid-19, krisis global hingga perang telah memporak-porandakan ekonomi dunia. Pekerjaan semakin sulit dicari dan bahkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar besaran terjadi di banyak tempat.
Situasi semakin sulit karena banyaknya lulusan baru yang bersiap masuk dunia kerja. Data Dirjen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kemendikbudristek menyebutkan sebanyak 1,7 juta mahasiswa jenjang sarjana lulus setiap tahunnya. Angka ini belum ditambah dengan jumlah lulusan SMA dan jenjang sekolah lainnya yang dari tahun ke tahun terus membengkak.
Satu satunya langkah yang bisa diambil para lulusan baru ditengah ketidak pastian persaingan mendapat pekerjaan adalah melamar lowongan sebanyak mungkin, mengambil pekerjaan freelance apapun yang tersedia, dan beruaha meningkatkan keterampilan sebaik mungkin agar mudah diterima kerja. Sayangnya, banyak orang yang miskin bakat. Ini tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.
- 3 Cara Lihat Story Instagram Seseorang Secara Anonim Agar Tidak Ketahuan
- Hungaria Telah Kucurkan Dana Rp1,3 Triliun untuk Proyek MLFF di Indonesia
- Meta Luncurkan Thread, ‘Si Pembunuh Twitter’
"Kenyataannya adalah bahwa jumlah lowongan pekerjaan terbesar ada di industri kerah biru seperti tenaga kerja kasar," ungkap Connie Wanberg, profesor di Carlson School of Management di University of Minnesota, Amerika Serikat dikutip dari BBC Kamis 6 juli 2023.
"Kita sekarang menghadapi kenyataan di mana banyak orang mengalami kekurangan bakat yang parah, di samping beberapa yang lain telah memiliki bakat," tambah Wanberg.
Di samping menigkatnya persaingan, para pencari kerja juga dipaksa menelan pil pahit bahwa banyak perusahaan mengurangi jumlah tenaga kerja akibat menurunnya proses produksi.
Selain itu penurunan kebutuhan karyawan juga dipengaruhi perkembangan teknologi yang dapat menggantikan peran manusia dengan kecerdasan buatan.
Tidak ada jaminan bahwa bidang pekerjaan mereka akan sesuai dengan minat dan potensi yang dimiliki. Melihat hal ini banyak lulusan baru memutuskan untuk resign dan mencoba peruntungan dengan melamar pekerjaan yang lain.
Banyak di antara mereka yang pada akhirnya beruntung menemukan pekerjaan sesuai dengan passion dan skill yang dimiliki. Namun banyak juga yang pada akhirnya tidak beruntung terpaksa menganggur sembari melamar pekerjaan sebanyak mungkin.
Penolakan demi penolakan yang dialami lulusan kerja dalam mencari pekerjaan menjadi tantangan tersendiri. Tekanan yang dialami lulusan baru ditengah gerilya mencari pekerjaan sering kali juga bisa datang dari lingkungan sekitar. Kadang kala hal ini menjadi tekanan mental dan meningkatkan rasa kurang percaya diri.
"Mencari pekerjaan secara umum dapat menurunkan kesehatan mental, karena ini adalah proses yang mengecilkan hati ketika anda mendapatkan banyak penolakan dan dapat memicu keraguan terhadap diri sendiri.” Ujar Wanberg,
Jika sudah terjadi demikian istirahat dan menenangkan pikiran diperlukan untuk meningkatkan Kesehatan mental. Di masa mendatang mungkin tidak akan banyak peluang dan pilihan bagi para lulusan baru yang jumlahnya mencapai jutaan setiap tahun.
Orang-orang yang menikmati proses dan tidak terburu buru cenderung berakhir dalam kondisi lebih Bahagia karena mereka memiliki tidak memikirkan segala sesuatu menjadi lebih rumit.