<p>Penandatanganan Akta Penggabungan Tiga Bank Syariah Milik Himbara, Rabu, 16 Desember 2020, yang dilakukan oleh (dari kiri ke kanan) Direktur Wholesales Banking PT Bank Syariah Mandiri Kusman Yandi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah Hery Gunardi, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk. Ngatari, Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo / Foto dokumentasi BNI Syariah.</p>
Korporasi

Sah! OJK Resmi Beri Lampu Hijau Merger Bank Syariah Indonesia

  • Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhirnya merilis izin penggabungan usaha alias merger tiga bank syariah pelat merah yakni PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT BNI Syariah (BNIS), dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM).

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhirnya merilis izin penggabungan usaha alias merger tiga bank syariah pelat merah yakni PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT BNI Syariah (BNIS), dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM).

Berbekal izin tersebut, ketiganya bakal menyandang nama baru yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Proses merger ini dijadwalkan efektif pada 1 Februari 2021.

“Mengenai izin Bank Syariah Indonesia, pada Rabu ini 27 Januari 2021, OJK sudah mengeluarkan surat dengan Nomor: SR-3/PB.1/2021 perihal Pemberian Izin Penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah ke dalam PT Bank BRIsyariah Tbk, serta Izin Perubahan Nama dengan Menggunakan Izin Usaha PT Bank BRIsyariah Tbk Menjadi Izin Usaha atas nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk sebagai Bank Hasil Penggabungan,” kata Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam pesan singkat, Rabu, 27 Januari 2021.

Selepas mengantongi izin OJK, Bank Syariah Indonesia akan masuk tahapan berikutnya yakni melakukan pengurusan perubahan anggaran dasar di Kemenkumham dan perubahan/pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam kesempatan berbeda, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), Hery Gunardi mengaku optimistis dengan kinerja perseroan pascamerger. Hal ini terbukti dengan target untuk menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) 4 pada 2022.

Target ini terbilang cukup percaya diri, mengingat Bank Syariah Indonesia baru dijadwalkan beroperasi pekan depan. Meski tahun depan usianya masih cukup muda, Hery yakin capaian tersebut bisa terealisasi tak lama setelah proses merger selesai.

“Sekarang modal gabungan ketiganya mencapai Rp20,4 triliun. Untuk mencapai modal inti Rp30 triliun (BUKU 4), kami berharap return earning dan tambahan rights issue bisa membawa cita-cita itu di awal 2022,” kata Hery dalam webinar, Selasa, 19 Januari 2021.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menargetkan Bank Syariah Indonesia bisa masuk ke deretan 10 bank syariah terbesar sedunia. Hal ini berdasarkan kapitalisasi pasar, aset gabungan Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. (SKO)