Saham AADI Tembus ARA di Hari Perdana, Ini Target Harga dan Prospek Kinerja dari Berbagai Analis
- Sejumlah analis optimistis terhadap prospek saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 5 Desember 2024, dengan sahamnya langsung merangsek ke Auto Rejection Atas (ARA).
Bursa Saham
JAKARTA – Sejumlah analis cukup optimistis terhadap prospek saham dan fundamental PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Kamis, 5 Desember 2024. Terbukti, saham emiten pertambangan batu bara ini langsung merangsek ke Auto Rejection Atas (ARA).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham AADI dibuka dengan lonjakan 19,82% ke level Rp6.650 per saham. Menariknya, hingga pukul 11.44 WIB, tercatat ada 5,4 juta lot yang antre untuk membeli saham tersebut.
Dengan kondisi tersebut, saham AADI ada kemungkinan melanjutkan tren ARA di hari kedua melantai di bursa. Lalu pertanyaan selajutnya, sampai sejauh mana saham ini melaju kencang?
- Tolak Warisan Rp81 Triliun, Anak Bos Astro Pilih jadi Biksu
- Harga Sembako di Jakarta: Cabe Rawit Hijau Naik, Semangka Turun
- Menguat Rp9.000 Segram, Simak Daftar Harga Emas Antam Hari ini
Penting untuk diketahui bahwa lonjakan saham AADI di hari perdana ini tidak terlepas dari fakta bahwa saham tersebut tercatat mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 7,38 kali. Perusahaan diketahui melepas 778,68 juta saham ke publik.
Adapun total pesanan saham AADI mencapai 5,74 miliar lembar saham, atau tepatnya 5.746.980.400 lembar, yang jauh melampaui rencana penerbitan 778,68 juta saham, yang setara dengan 10% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh oleh perusahaan setelah penawaran umum perdana.
AADI sendiri mematok harga Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp5.550 per saham, yang berhasil mengumpulkan dana segar sebesar Rp4,32 triliun. Dana hasil IPO ini rencananya akan digunakan sekitar 37,23% untuk pemberian pinjaman kepada anak perusahaan, PT Maritim Barito Perkasa (MBP), guna mendanai kegiatan investasi dan korporasi lainnya.
Sekitar 14,89% akan digunakan untuk pembayaran sebagian pinjaman berdasarkan perjanjian dengan PT Adaro Indonesia pada 3 Mei 2024. Sisanya akan digunakan untuk pembayaran sebagian pokok pinjaman kepada PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO), sesuai dengan perjanjian pinjaman pada 24 Juni 2024.
Sementara itu, Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani, mengatakan i banyak investor yang membeli AADI untuk peluang trading jangka pendek, saham ini juga berpotensi menjadi pilihan investasi fundamental yang menarik, mengingat outlook batu bara yang relatif stabil dan potensi dividen yang signifikan.
- Profitabilitas Tinggi di Akhir Tahun, Broker Mulai Cicil Saham Telkom (TLKM)
- Sumber Harta Gus Miftah yang Viral karena Hina Bakul Es Teh
- Dominasi Bitcoin Turun di Tengah Reli, Saatnya Beralih ke Altcoin?
Hendriko bilang kendati laba bersih AADI diperkirakan turun 27,5% YoY menjadi US$934 juta pada FY25, valuasi IPO yang rendah (2,9x P/E FY25F) memberi potensi re-rating ke 5x P/E FY25F, yang setara dengan harga Rp9.650 per saham (+74% dari harga IPO).
“Jika AADI mencapai valuasi setara rata-rata P/E perusahaan induknya, Alamtri Resources Indonesia (ADRO), harga saham AADI bisa mencapai Rp13.525 (+144% dari harga IPO),” jelasnya melalui risetnya pada Kamis, 5 Desember 2024.
Sementara itu, proyeksi dividen AADI untuk tahun buku 2025 diperkirakan mencapai sekitar Rp966 per saham, yang memberikan dividend yield hingga 17%. Hal ini lebih tinggi dibandingkan perusahaan batu bara besar lainnya seperti ITMG dan PTBA, dengan asumsi dividend payout ratio (DPR) 50%.
Ia juga memperkirakan harga batu bara akan tetap stabil di level US$135 per ton pada 2024 dan US$130 per ton pada 2025, dengan volume penjualan diperkirakan mencapai 63 juta ton pada 2024 dan 64 juta ton pada 2025. “Meskipun pendapatan non-operasional akan menurun signifikan pada 2025, outlook AADI tetap positif,” tandasnya.
Senada, Analis Samuel Sekuritas, Farras Farhan dan Hernando Cahyo, dalam risetnya menyebutkan bahwa dengan harga penawaran IPO sebesar Rp5.550 per saham, valuasi saham AADI setara dengan perkiraan P/E 1,41-1,61 kali untuk tahun 2024. Valuasi ini terdiskon sekitar 75% dibandingkan dengan rata-rata sektor.
"Hal ini memposisikan saham AADI sebagai saham yang undervalued, dengan potensi penguatan yang signifikan setelah listing di bursa. Terdapat peluang penguatan harga sebesar 222%, menjadi Rp16.900 per saham. Target harga ini mengasumsikan P/E 2024 yang sejajar dengan perusahaan sejenis," tulisnya dalam riset belum lama ini.
Samuel Sekuritas juga menyebutkan bahwa Adaro Andalan Indonesia (AADI) merupakan salah satu entitas Adaro Energy yang paling menguntungkan. AADI tercatat sebagai perusahaan batu bara termal dengan total sumber daya sebanyak 4,1 miliar ton, atau sekitar 13% dari total cadangan batu bara di Indonesia.
Sementara itu, analis Sucor Sekuritas, Yoga Ahmad Gifari, menilai target harga saham Adaro Andalan (AADI) didasarkan pada profitabilitas tinggi perusahaan, dengan cadangan batu bara 917 juta ton dan sumber daya 4,1 miliar ton. Selain itu, AADI diuntungkan oleh ketegangan geopolitik yang terus berlanjut, yang mendorong harga energi, termasuk batu bara.
Sucor Sekuritas juga melihat peluang AADI masuk dalam indeks MSCI Indonesia jika kapitalisasi pasarnya melebihi US$ 3 miliar. Dengan fundamental yang kuat dan potensi pertumbuhan, mereka optimistis saham AADI akan menjadi sentimen positif jika masuk dalam indeks tersebut.
“AADI juga memiliki aset terdiversifikasi, seperti PLTU yang akan beroperasi pada 2024 dan 43% saham perusahaan batu bara kokas Krestel di Australia. Berdasarkan faktor-faktor ini, Sucor Sekuritas merekomendasikan beli saham AADI dengan target harga Rp30.100, yang setara dengan kapitalisasi pasar Rp234 triliun,” jelas Yoga dalam riset.