Menariknya, menjelang final Euro 2024 yang akan berlangsung pada Senin, 15 Juli 2024, saham Nike dan Adidas kompak diburu investor ditempat mereka melantai.
Olahraga

Saham Adidas dan Nike Kompak Diburu Investor Jelang Final Euro 2024

  • Namun, sepanjang tahun ini, saham Nike mengalami penurunan sebesar 33,11%, sedangkan saham kompetitornya, Adidas, menikmati peningkatan sebesar 23,92% secara year-to-date.

Olahraga

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Partai puncak Euro 2024 selain menyuguhkan pertemuan dua raksasa sepak bola dunia, Inggris dan Spanyol, tetapi juga menghadirkan persaingan antara dua merek olahraga barometer dunia yaitu, Nike dan Adidas.

Menariknya, menjelang final Euro 2024 yang akan berlangsung pada Senin, 15 Juli 2024, saham Nike dan Adidas kompak diburu investor ditempat mereka melantai. Hal ini disebabkan oleh lonjakan penjualan jersey kampiun ajang empat tahunan ini.

Adidas, sebagai sponsor jersey Spanyol yang terdaftar di Bursa Efek Jerman (XETR), mencatatkan kenaikan harga saham signifikan sebesar 2,03% pada level 225,80 setara dengan Rp3,96 juta per lembar, dalam perdagangan Kamis, 11 Juli 2024. Selama satu minggu terakhir, saham yang dikenal dengan logo garis tiga ini juga melonjak 3,11%.

Sementara Nike yang menjadi sponsor jersey Inggris terdaftar di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, (NYSE) juga melesat pada perdagangan hari yang sama, dengan kenaikan 1,17% ke level US$73,39 atau setara Rp1,18 juta lembar. Namun, selama satu minggu terakhir saham ini masih terpantau tertekan 2,16%. 

Bahkan, jika menilai kinerja saham sepanjang tahun ini, saham Nike mengalami depresiasi sebesar 33,11%, sementara kompetitornya, Adidas, sedang menikmati masa bulan madu dengan kenaikan saham mencapai 23,92% secara year-to-date.

Penurunan performa saham Nike dipandang oleh banyak analis karena kurang berinovasi dalam peluncuran produknya. Hal ini kontras dengan Adidas, yang sukses menghadirkan sepatu Samba dan Gazelle dengan warna baru dalam edisi terbatas.

Meski begitu, Nike masih unggul dibandingkan Adidas dari kinerja bulanan. Pada Mei 2024, Nike berhasil membukukan pendapatan sebesar US$12,4 miliar, meski turun 1,17% secara tahunan. Namun, laba bersihnya mencapai US$1,5 miliar, naik 45,49% secara tahunan.

Selain menjadi sponsor tim Inggris yang akan berlaga di final, Nike juga unggul dari Adidas dalam jumlah negara yang menggunakan jasanya di Euro 2024, yaitu sebanyak 9 negara. Sementara itu, Adidas hanya mendukung 5 negara, termasuk Spanyol.

Sementara itu, Adidas yang baru melaporkan kinerja per Maret 2024 telah membukukan pendapatan sebesar 5,46 miliar euro, melesat 3,49%. Adapun laba bersih brand asal Jerman ini mencapai 170 juta euro, melesat 535,9% secara tahunan.

Ulangi Kesuksesan

Meskipun saat ini masih berada di bawah bayang-bayang Nike dalam hal pangsa pasar, Adidas memiliki peluang emas untuk meraih keuntungan besar di Euro 2024. Kuncinya? Kemenangan timnas Spanyol di final ajang empat tahunan itu.

Skenario ini bukan isapan jempol. Kesuksesan Adidas di Piala Dunia 2022 Qatar dengan menjadi sponsor jersey Argentina yang keluar sebagai juara menjadi bukti nyata. Gelombang euforia kemenangan Argentina memicu lonjakan permintaan jersey tim Tango.

Kala itu, Adidas kehabisan stok jersey Argentina di seluruh dunia, termasuk di toko resmi di beberapa kota seperti Buenos Aires, Madrid, Doha, dan Tokyo. Kekurangan ini menyebabkan lonjakan penjualan di toko online, salah satunya di platform Carousel, di mana sebuah jersey Argentina dijual seharga Rp78 juta.

Sepanjang Piala Dunia 2022, brand garis tiga tersebut mencatat total penjualan sekitar 424 juta dolar AS (sekitar Rp 6,61 triliun) dari semua negara yang disponsorinya. Adidas sendiri masih terikat kontrak dengan Spanyol sebagai hingga tahun 2026.

Sementara, terakhir kali Nike menghantarkan suatu negara menjuarai turnamen sepak bola besar yaitu Prancis, saat memenangkan Piala Dunia 2018. Meski tidak sesukses Adidas, 20.000 jersey Prancis yang diproduksi habis terjual. Nike sendiri memiliki kontrak dengan Inggris hingga 2030 mendatang.