Gedung Adaro Energy di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Saham ADRO Melambung Gagah Usai Muncul Isu Bagi Dividen

  • Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pada perdagangan Kamis, 12 September 2024, melambung gagah setelah perseroan mengumumkan melakukan spin off bisnis anak usahanya dan rencana pembagian dividen.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pada perdagangan Kamis, 12 September 2024, melambung gagah setelah perseroan mengumumkan melakukan spin off bisnis anak usahanya dan rencana pembagian dividen. 

Berdasarkan data RTI Business, pada perdagangan berjalan hari ini pukul 10.30 WIB, saham ADRO terpantau telah menanjak 11,93% ke level Rp3.940 per saham. Dengan demikian, saham ini telah melesat 59,04% sepanjang tahun ini. 

Sementara itu, pada perdagangan berjalan hari ini pukul 10.52 WIB, saham ADRO telah ditransaksikan 290 juta lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp1,14 triliun. Dengan begitu, kapitalisasi pasar ADRO terangkat ke level Rp121,50 triliun. 

Analyst Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani, mengungkapkan bahwa ADRO mempertimbangkan pembagian dividen tunai kepada pemegang saham tercatat. Langkah ini diharapkan membantu pemegang saham berpartisipasi dalam IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).

“Jika pemegang saham memutuskan untuk mengeksekusi opsi pada PUPS tersebut, mereka akan memiliki saham ADRO dan AAI,” jelas Hendriko Gani dalam analisanya pada Rabu, 12 September 2024.

Di sisi lain, kenaikan saham ADRO juga oleh kenaikan harga batu bara acuan mulai bangkit setelah mengalami penurunan selama dua hari berturut-turut.  Kenaikan ini berhasil menghentikan tren koreksi dua hari sebelumnya.

Berdasarkan data Refinitiv, pada penutupan perdagangan kemarin, harga batu bara acuan ICE Newcastle untuk kontrak Oktober berada di level US$ 136 per ton, naik 0,29% dalam satu hari.

ADRO Spin Off

Asal tahu saja, ADRO sebelumnya mengumumkan rencana melepas seluruh kepemilikan sahamnya di PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), sebelumnya dikenal sebagai PT Alam Tri Abadi. Saat ini, ADRO memegang 7,01 miliar saham AAI, setara dengan 99,99% kepemilikan. 

Nilai penjualan saham ini diperkirakan mencapai US$2,45 miliar atau sekitar Rp37,8 triliun. Rencana tersebut akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 Oktober 2024.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), disebutkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi ADRO untuk memisahkan bisnis pertambangan dari bisnis pendukung di bawah AAI. 

“Sesuai POJK 35/2020 tentang Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Bisnis di Pasar Modal mengenai batas kewajaran, nilai transaksi sebanyak-banyaknya tidak dapat melebihi 34,2% dari total ekuitas perseroan,” jelas manajemen ADRO dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Kamis, 12 September 2024.

Perusahaan akan lebih fokus pada Adaro Minerals dan Adaro Green, guna memperkuat sinergi di masing-masing sektor industri. "Langkah ini diharapkan dapat memaksimalkan kinerja AAI serta meningkatkan fokus pada pengembangan bisnis non-batu bara termal," ungkap manajemen ADRO.

Transaksi ini diharapkan akan memperkuat fokus AAI pada pengembangan bisnis dan memberikan akses pendanaan yang lebih kompetitif, serta mempermudah kerja sama dengan mitra dalam proyek ramah lingkungan, menciptakan peluang investasi baru bagi publik.