PT Adaro Energy Indonesia Tbk
Korporasi

Saham ADRO Ngebut Gara-gara Disiram ‘Bensin’ Ini

  • Dengan transaksi ini, ADRO berpotensi melepas seluruh kepemilikannya pada segmen bisnis batu bara termal dan akan berfokus pada segmen batu bara metalurgi di bawah Adaro Minerals (ADMR) dan segmen energi terbarukan dibawah Adaro Green.

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Saham emiten batu bara, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) hari ini bergerak semringah sejak pagi. 

Sampai dengan pukul 10.48 WIB, saham ADRO sudah bertambah mahal 11,93% menjadi Rp3.940 per lembar. Bahkan, pagi ini harga sahamnya sempat menyentuh Rp4.050.

Alhasil, saham ADRO pagi ini menjadi yang paling cuan alias top gainers di antara emiten lain yang tergabung di indeks LQ45. Secara keseluruhan, ADRO juga termasuk dalam daftar top gainers IHSG, di belakang BIMA, LABA, SRTG, dan FIRE.

Belum selesai sesi I, nilai transaksi jual beli saham ADRO sudah mencapai Rp1,1 triliun. 

Bensin ADRO

Usut punya usut, penguatan saham ADRO dipantik oleh rencana menjual seluruh saham perusahaan batu bara termal, yakni PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) atau yang dahulu bernama PT Alam Tri Abadi. Saat ini ADRO masih menggenggam 99,99% saham AAI. 

Penjualan akan dilakukan melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (PUPS) kepada seluruh pemegang saham ADRO dengan total harga penawaran berkisar US$2,45–2,63 miliar, setara 31,8–34,2% dari total ekuitas ADRO.

AAI sendiri memiliki porsi setara 52,9% dari total aset ADRO, dengan pendapatan dan laba bersih masing-masing setara 89,4% pendapatan dan 104,8% laba bersih ADRO.

Dalam transaksi ini, ADRO mempertimbangkan untuk membagikan dividen tunai kepada seluruh pemegang saham tercatat perseroan, sehingga dapat membantu mendanai partisipasi para pemegang saham perseroan dalam IPO AAI. Jika pemegang saham memutuskan untuk mengeksekusi opsi pada PUPS tersebut, pemegang saham akan memiliki saham ADRO dan AAI.

Dengan transaksi ini, ADRO berpotensi melepas seluruh kepemilikannya pada segmen bisnis batu bara termal dan akan berfokus pada segmen batu bara metalurgi di bawah Adaro Minerals (ADMR) dan segmen energi terbarukan dibawah Adaro Green. Sementara itu, bisnis batu bara termal akan berada pada AAI.

"Langkah ini juga dipandang efektif untuk memaksimalkan kinerja AAI dan pilar-pilar bisnis nonbatu bara termal tersebut karena memungkinkan setiap perusahaan untuk berfokus pada pengembangan keunggulan inti masing-masing," tulis manajemen.

Rencana transaksi perseroan diharapkan akan membantu AAI dan pilar bisnis nonbatu bara termal untuk meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja.

"Pemisahan ini juga akan membantu bisnis hijau untuk mendapatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih banyak, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, memberikan akses yang lebih baik pada proyek-proyek ramah lingkungan dengan partner bisnis potensial peringkat atas, serta memberikan opsi investasi yang lebih banyak pada investor publik untuk berinvestasi sesuai dengan minat dan pandangannya," jelasnya.