Gedung Adaro Energy di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Saham ADRO Nyaris Sentuh ARB Lagi, Kali Ini Melorot 20 Persen

  • Saham PT Alamtri Resources Tbk (ADRO), yang sebelumnya bernama PT Adaro Energy Indonesia Tbk, kembali mengalami Auto Rejection Bawah (ARB) pada perdagangan Jumat, 29 November 2024. Penurunan ini melanjutkan tren negatif yang terjadi pada perdagangan sebelumnya.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Alamtri Resources Tbk (ADRO), yang sebelumnya bernama PT Adaro Energy Indonesia Tbk, kembali mengalami Auto Rejection Bawah (ARB) pada perdagangan Jumat, 29 November 2024. Penurunan ini melanjutkan tren negatif yang terjadi pada perdagangan sebelumnya.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, nilai emiten yang menggunakan kode saham ADRO tercatat merosot 20,65% atau turun 570 poin, menuju level Rp2.190 per saham hingga pukul 09.10 WIB pada awal perdagangan pagi tadi.

Sementara itu, pada Kamis, 28 November 2024, ADRO juga tercatat sebagai saham top loser dengan penurunan 24,80%, mencapai harga Rp2.760 per saham, turun 910 poin dari harga sebelumnya di level Rp3.670 per saham.

Penurunan saham ADRO terjadi setelah melewati masa cum date dividen pada 26 November 2024. Seperti yang telah diketahui, ADRO berencana membagikan dividen dengan total nilai hingga US$2,6 miliar atau sekitar Rp41 triliun. 

Asal tahu saja, kemarin itu merupakan tanggal ex-dividen untuk pasar reguler dan negosiasi, sedangkan untuk pasar tunai, cum date dijadwalkan pada 29 November 2024, dengan ex-dividen pada 2 Desember 2024. Pembagian dividen tunai final akan dilakukan pada 6 Desember 2024.

Cum date adalah tanggal yang menentukan siapa saja investor yang berhak mendapatkan dividen dari suatu emiten. Jika seorang investor membeli saham setelah cum date, dia tidak berhak menerima dividen. Sementara itu, ex date adalah satu hari setelah cum date, di mana investor yang membeli saham pada periode ex date tidak akan mendapatkan hak dividen. Secara umum, harga saham yang membagikan dividen cenderung naik menjelang cum date dan akan turun setelah ex date.

Sebagai catatan, salah satu analisis yang disampaikan oleh Hendra Wardana, founder Stocknow.id, pada 26 November 2024, menunjukkan bahwa saham ADRO berpotensi untuk mengalami penurunan yang lebih dalam setelah pembagian dividen.

Hendra memprediksi bahwa penurunan ini bisa mencapai -30% atau lebih. Fenomena semacam ini biasanya terjadi karena pembagian dividen besar sering kali disertai dengan penurunan harga saham yang sebanding, sebagai penyesuaian pasar terhadap pembayaran dividen yang dibagikan.

Penurunan harga saham setelah cum dividen adalah hal yang umum, karena investor secara teknis ‘mengambil’ dividen tersebut dari harga saham, dan harga saham akan mencerminkan nilai dividen yang dibayarkan.

Sementara itu, analis dari Mandiri Sekuritas, Ariyanto Kurniawan dan Vanessa Taslim, menilai bahwa keputusan ADRO untuk memisahkan bisnis batu bara termal dengan valuasi rendah guna membuka nilai dari aset yang tersisa, khususnya bisnis energi hijau dengan multiple tinggi, adalah langkah yang masuk akal. 

Dalam jangka panjang, hal ini dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham, meskipun baru-baru ini menyebabkan tekanan pada harga saham. Mereka memberikan rekomendasi Netral untuk ADRO dengan target harga Rp3.250 per saham.

Sebagai informasi, ADRO memisahkan bisnis batu bara termal melalui spin-off anak perusahaan, PT Adaro Andalan Indonesia (AADI), yang sebelumnya dikenal sebagai PT Alam Tri Abadi (ATA). Perusahaan tersebut, dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia pada pertengahan Desember tahun ini.

Langkah ini bertujuan untuk lebih memfokuskan ADRO pada ekspansi dan diversifikasi ke sektor energi hijau dan nonbatu bara, serta untuk meningkatkan nilai jangka panjang perusahaan dengan membuka potensi aset yang ada. Perusahaan tersebut, dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia pada pertengahan Desember tahun ini.