<p>Gedung Adaro Energy. / Adaro.com</p>
Bursa Saham

Saham ADRO Telah Naik 11 Persen Sebulan Terakhir, Masih Layak Diburu?

  • Kenaikan saham tambang batu bara raksasa PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) selaras kinerja operasional perseroan pada paruh pertama tahun ini yang melambung.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) telah melambung 11% dalam perdagangan satu bulan terakhir. Kenaikan saham tambang batu bara raksasa ini selaras kinerja operasional pada paruh pertama tahun ini yang melambung. 

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Christian Sitorus dan Erindra Krisnawan, mengungkapkan bahwa Adaro (ADRO) berhasil menjaga kinerja operasional dan keuangan yang sehat pada kuartal II-2024. 

“Penjualan batu bara mencapai 18,5 juta ton, naik 12% dibandingkan kuartal I-2024. Dengan kenaikan ini, total penjualan batu bara untuk semester I-2024 mencapai 34,9 juta ton, mengalami pertumbuhan 7%,” jelasnya dalam riset pada Kamis, 8 Agustus 2024.

Christian dan Erindra bilang peningkatan volume penjualan ADRO didukung oleh pertumbuhan produksi, yang mencapai 17,7 juta ton pada kuartal II, meskipun terjadi penurunan akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung. 

Meskipun demikian, lanjutnya, volume penjualan sebanyak 34,9 juta ton pada semester I-2024 sudah memenuhi 52% dari target yang diharapkan. Nah, menjelang semester II-2024, BRI Danareksa Sekuritas memprediksi bahwa perlambatan produksi kemungkinan tidak akan terjadi, dengan harapan kondisi cuaca yang lebih baik. 

"Kami optimis bahwa ketidakpastian cuaca yang terjadi sebelumnya tidak akan terulang pada paruh kedua tahun ini, sehingga volume produksi dan penjualan ADRO diperkirakan akan meningkat," tulis laporan perusahaan efek itu.

Untuk rata-rata harga jual, BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan adanya penurunan tipis pada paruh kedua tahun ini. Namun, penurunan harga ini diharapkan dapat diimbangi dengan peningkatan volume penjualan.

BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan laba bersih ADRO tahun ini mencapai US$1,16 miliar, turun dari US$1,64 miliar pada tahun 2023. Sementara itu, pendapatan diprediksi mencapai US$6,27 miliar, dibandingkan dengan US$6,51 miliar tahun sebelumnya.

Dari lantai bursa, pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham ADRO diparkir melemah 1,55% ke level Rp3.180 per saham. Kendati begitu, saham ini masih melesat 11,19% dalam sebulan dan 17,34% sepanjang tiga bulan terakhir. 

Dari segi valuasi, saham ADRO tergolong murah, dengan Price Earning Ratio (PER) sebesar 4,28 kali dan Price Book Value (PBV) sebesar 0,90 kali. Saat ini, kapitalisasi pasar saham ADRO mencapai Rp101,72 triliun.

Namun demikian, Analis Mandiri Sekuritas, Ariyanto Kurniawan dan Vanessa Taslim memilih memberikan rekomendasi neutral untuk saham ADRO dengan target harga sebesar Rp2.710 per saham. 

Meski begitu, Mandiri Sekuritas meyakini bahwa peningkatan penjualan ADRO ke pasar ekspor, yang mencapai 74% pada semester I-2024 dibandingkan 73% pada kuartal pertama tahun ini, akan berdampak positif pada margin perusahaan berkat harga ekspor yang lebih menguntungkan.

Berdasarkan laporan kinerjanya, jika merinci penjualan secara geografis, sekitar 26% dari penjualan batu bara ADRO ditujukan untuk pasar domestik di Indonesia, 24% untuk wilayah Asia Timur Laut, dan 18% untuk Asia Tenggara. Penjualan ke China menyumbang 18%, India 11%, dan 3% untuk negara tujuan ekspor lainnya.