Saham Afiliasi Prajogo Pangestu PTRO Cetak ATH Baru, Apa Pendorongnya?
- Menariknya, kenaikan ini terjadi di tengah koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebelumnya, rekor tertinggi saham PTRO tercatat pada 4 September 2024, saat ditutup di level Rp14.000 per saham.
Bursa Saham
JAKARTA – Saham PT Petrosea Tbk (PTRO), yang merupakan afiliasi dari konglomerat Prajogo Pangestu, kembali mencatat rekor tertinggi baru (all time high/ATH). Ini seiring dengan lonjakan harga saham yang signifikan dalam sebulan terakhir.
Berdasarkan data RTI Business, pada perdagangan Rabu, 25 September 2024, hingga pukul 14.24 WIB, saham PTRO menguat 8,20% ke level Rp14.850 per saham. Ini menjadi level tertinggi sepanjang sejarah bagi perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa dan konstruksi tersebut.
Selama periode tersebut, saham PTRO mencatat transaksi sebesar Rp229,99 miliar dengan volume 15,67 juta saham, di mana rata-rata harga transaksi mencapai Rp14.676 per saham. Sepanjang tahun, saham PTRO telah menguat sebesar 152,86%.
- APREBI Nilai Investasi Industri Biomassa di Gorontalo Turut Atasi Kemiskinan dan Stunting
- Komitmen Industrialisasi, Jokowi Resmikan Injeksi Bauksit SGAR
- WIKA Kantongi Kontrak Baru Rp13,5 Triliun hingga Agustus 2024, Ini Detailnya
Menariknya, kenaikan ini terjadi di tengah koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebelumnya, rekor tertinggi saham PTRO tercatat pada 4 September 2024, saat ditutup di level Rp14.000 per saham.
Saat ini, Kapitalisasi pasar PTRO kini menembus Rp15,08 triliun, dengan price earning ratio (PER) mencapai 347,49 kali. Meskipun PER sudah sangat tinggi, secara fundamental, saham PTRO memiliki katalis positif karena didorong oleh berbagai kontrak baru yang berhasil diperoleh perusahaan.
Salah satunya adalah kontrak jumbo senilai Rp17,4 triliun dari PT Pasir Bara Prima, anak usaha PT Singaraja Putra Tbk (SINI). Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen PTRO menyampaikan bahwa kontrak tersebut berupa perjanjian jasa pertambangan antara PTRO dan Pasir Bara Prima dengan jangka waktu sepanjang masa tambang (life of mine).
"Nilai kontrak ini sekitar Rp17,4 triliun," ungkap manajemen PTRO pada Selasa, 13 Agustus 2024. PTRO dan Pasir Bara Prima telah menandatangani perubahan serta pernyataan kembali term sheet perjanjian tersebut pada 3 Juli 2024.
Pasir Bara Prima, yang merupakan anak usaha PT Singaraja Putra Tbk, bergerak di sektor pertambangan batu bara. Perusahaan ini berencana memproduksi 26 juta ton batu bara kualitas GAR 5.000 selama periode 2024-2032, dengan potensi pendapatan mencapai US$1,95 miliar atau setara Rp30 triliun, berdasarkan asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS.
Dari sisi kinerja, Pada semester I-2024, PTRO mencatatkan pendapatan sebesar US$318,02 juta, meningkat 16,05% dibandingkan tahun lalu yang sebesar US$274,02 juta. Peningkatan ini didorong oleh segmen penjualan batubara yang mencapai US$25,95 juta, berbeda dengan semester I-2023 yang belum membukukan penjualan batubara.
Pendapatan dari segmen konstruksi dan rekayasa melonjak 96,43% menjadi US$ 141,24 juta, meskipun pendapatan dari segmen penambangan mengalami penurunan 27,14% menjadi US$130,57 juta. Pendapatan juga berasal dari segmen jasa senilai US$19,02 juta dan lain-lain sebesar US$1,23 juta.
Namun, beban usaha langsung PTRO meningkat 19,33% menjadi US$277,35 juta. Akibatnya, laba bersih sebesar US$1,32 juta, turun 88,61% dibandingkan laba tahun lalu yang mencapai US$11,59 juta.